Banjarbaru (ANTARA) -
Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani mengatakan, pihaknya berupaya mewujudkan Banjarbaru sebagai Smart City tahun 2020 melalui pemantapan infrastruktur dan sumber daya manusia.
"Kami menargetkan Smart City bagi Banjarbaru terwujud tahun 2020 dan sudah menyiapkan anggaran untuk mewujudkannya," ujar wali kota usai menyampaikan rancangan KUA dan PPAS 2020 di Banjarbaru, Selasa.
Rancangan anggaran yang masuk dalam APBD 2020 itu disampaikan pada sidang paripurna DPRD dan ditandai penyerahan dokumen kepada Ketua DPRD AR Iwansyah dan dua pimpinan dewan.
Menurut wali kota, sesuai tema pembangunan tahun 2020 sehingga rancangan APBD diarahkan kepada pembangunan infrastruktur dan SDM untuk menunjang pemanfaatan teknologi informasi.
"Sepanjang 2020, pembangunan diarahkan pada infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM untuk mewujudka Smart City namun tetap memperhatikan pembangunan pada sektor lain," ungkapnya.
Disebutkan, ringkasan proyeksi APBD 2020 meliputi pendapatan diproyeksi sebesar Rp1,09 triliun terdiri dari PAD ditargetkan Rp208,6 miliar berasal dari pajak, retribusi, pengelolaan kekayaan dan lain-lain PAD yang sah.
Kemudian dana perimbangan Rp763,5 miliar terdiri dari bagi hasil pajak/bukan pajak sebesar Rp159,5 miliar, Dana Alokasi Umum Rp457,7 miliar dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp146,3 miliar.
Komponen pendapatan lain adalah lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp118,8 miliar terdiri dari pendapatan hibah Rp26,7 miliar, dana bagi hasil Rp77,1 miliar dan dana penyesuaian Rp15 miliar.
Sementara dari sisi belanja daerah 2020 diproyeksi sebesar Rp1,2 triliun dengan rincian belanja tidak langsung sebesar Rp474,1 miliar dan belanja langsung yang dialokasikan sebesar Rp731,1 miliar.
"Proyeksi pendapatan dan belanja daerah 2020 itu menyebabkan defisit anggaran Rp114,1 miliar ditutupi pembiayaan daerah bersumber dari Silpa Rp55,3 miliar dan pengeluaran pembiayaan Rp41,1 miliar," katanya.
Wali Kota wujudkan Banjarbaru Smart City 2020
Selasa, 9 Juli 2019 20:56 WIB
Proyeksi pendapatan dan belanja daerah 2020 itu menyebabkan defisit anggaran Rp114,1 miliar ditutupi pembiayaan daerah bersumber dari Silpa Rp55,3 miliar dan pengeluaran pembiayaan Rp41,1 miliar