Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia, pada Pertemuan Tingkat Menteri mengenai Isu Perlucutan Senjata Nuklir dan Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir, menyerukan penguatan kembali komitmen politis negara-negara bagi perlucutan senjata nuklir.
Seruan itu disampaikan oleh delegasi RI yang berpartisipasi dalam pertemuan yang berlangsung di Stockholm, Swedia pada Selasa (11/6), menurut keterangan tertulis KBRI Stockholm yang diterima di Jakarta, Rabu.
Pertemuan itu dipimpin oleh Menlu Swedia, Margot Wallström, dan dihadiri oleh 15 negara, diantaranya peserta pada tingkat Menteri yaitu dari Finlandia, Jerman, Jepang, Norwegia, Selandia Baru, dan Yordania. Ketua Delegasi RI adalah Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro.
Dubes RI menekankan pentingnya penguatan pendekatan multilateralisme, memperkuat kembali komitmen politis terhadap agenda perlucutan senjata nuklir, dan melangkah bersama ke depan dengan merujuk pada kesepakatan sebelumnya serta berfokus pada pihak-pihak dan hal yang dapat dicapai dengan mudah untuk menjadi building blocks bagi implementasi perlucutan senjata yang menyeluruh.
Kehadiran delegasi RI pada pertemuan itu menegaskan peran aktif dan kontribusi Indonesia dalam menciptakan ketertiban dunia, khususnya rekam jejak yang kuat dalam berbagai pembahasan multilateral tentang arsitektur perlucutan senjata nuklir, antara lain Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zones (SEANWFZ), Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty (CTBT), dan the Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW).
Delegasi RI juga menegaskan konsep yang diusung oleh Menlu RI, Retno Marsudi mengenai Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang turut mengimplementasi pendekatan gender, termasuk dalam perlucutan senjata nuklir, menempatkan kemanusiaan melalui sudut pandang perempuan, menuju dunia yang lebih aman, adil, dan makmur.