Jakarta (ANTARA) - Sungguh bertolak belakang nasib tim sepak bola putri Argentina dibandingkan tim putra yang penuh gemerlap.
Ketika Argentina akan bertempur di putaran final Piala Dunia Putri di Prancis Juni mendatang, mereka baru saja melalui perjalanan sulit, yaitu dari titik nol karena tim belum terbentuk sejak dua tahun lalu, sampai menapak ke turnamen terbesar di dunia.
Pada musim panas 2017, tim putri Argentina tidak aktif selama dua tahun. Penyebabnya, tidak adanya minat dari asosiasi di negara itu untuk memutar kompetisi sepak bola putri.
Setelah terburu-buru membentuk tim hanya beberapa hari menjelang babak kualifikasi Piala Dunia, mereka akhirnya mendapatkan tiket untuk lolos ke putaran final melalui babak playoff.
Menurut pemain belakang Agustina Barroso, lolos ke putaran final turnamen sepak bola terbesar dunia untuk kaum hawa itu saja sudah merupakan sebuah kemenangan.
"Selama dua tahun tidak ada kompetisi, kami tidak berlatih dan baru mulai tujuh hari sebelum Copa America. Jadi tim kami benar-benar baru," kata Barroso seperti dikutip Reuters.
"Kami tidak punya lapangan yang layak untuk berlatih. Kalau berpergian, kami tidur di bus, bukan di hotel, sungguh menyedihkan. Kami tidak dibayar dan kami hanya menggunakan peralatan latihan kuno. Jadi kami memang mulai dari nol," katanya.
Argentina akan mengawali perjuangan mereka di Piala Dunia 2019 Prancis menghadapi Jepang pada 10 Juni, sebelum diuji oleh Inggris dan Skotlandia.
Melihat saingan di fase grup, Argentina tetap akan menghadapi perjuangan mereka meski mereka sudah mempersiapkan diri dengan sempurna.
Kurangnya persiapan di pertandingan pemanasan dalam beberapa tahun terakhir membuat tim Argentina kurang tajam.
Namun terpilihnya presiden Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) yang baru, setidaknya membawa angin segar bagi sepak bola putri.
Tim baru pun segera dibentuk untuk menghadapi tim-tim papan atas dan hasilnya, tiga pertandingan berakhir dengan kekalahan dan bahkan tidak mampu mencetak satu gol pun.
Barroso enggan untuk menyalahkan singkatnya waktu persiapan sebagai penyebab buruknya penampilan mereka.
"Kami benar-benar membutuhkan lebih banyak turnamen dan kompetisi, serta lebih banyak pertandingan pemanasan," katanya.
"Proses sangat penting bagi pemain untuk saling mengenal, saya kira itu masalahnya. Tim lain sudah bermain bersama selama bertahun-tahun, bepergian bersama, berlatih bersama, sementara kami hanya baru-baru ini saja," katanya menambahkan.
Kurangnya liga profesional, yang menurut AFA akan diumumkan pada Juni mendatang, juga menjadi masalah.
Dari 23 pemain yang dipilih ke Perancis, sembilan diantaranya adalah pemain profesional yang bergabung dengan liga luar negeri, sementara sisanya pemain amatir di dalam negari.
"Kami sadar bahwa kami bukan tim favorit, tapi kami juga sadar bahwa masyarakat tidak banyak berharap dari kami, itu cukup melegakan kami," kata Barroso.