Seringnya mendengar beberapa orang tua dan para jemaja di sekitarnya yang bacaan qur'annya kurang pas, membuat Muhammad Faisal (41), yang merupakan warga Desa Benawa Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) beriniatif membuka rumah al-qur'an.

Guru ngaji itu menceritakan, memang sejak lama mengajarkan al-qur'an di rumahnya, namun sejak awal Tahun 2018 yang lalu bersama rekan-rekannya mulai membuka pelajaran, pendalaman dan menghafal al-qur'an di Masjid Al-maqfirah Batali di dekat rumahnya.

"Kegiatan itu awalnya cuma dilakukan di waktu weekend saat anak-anak libur sekolah," katanya saat ditemui di tempatnya mengajar di Desa Benawa Tengah, Minggu (19/5).

Materi yang disampaikan mulai dari tajwid dan metode menghafal qur'an yang mudah dan bisa diterima oleh anak-anak.

Ternyata kegiatan tersebut mendapatkan sambutan yang hangat dan masyarakat juga antusias mempercayakan anak-anak mereka untuk belajar qur'an di tempatnya.

Lulusan Darussalam dan Pesantren tahfiz Ad-Dahlaniyah HSS itu menambahkan, setelah satu tahun jalan, pihaknya berfikir perlu membuat adanya sebuah lembaga agar anak-anak lebih disiplin belajar dan menampung lebih banyak lagi.

"Oleh sebab itu, Awal 2019, kami mendirikan rumah al-qur'an yang diberi nama Mazra'atul Akhirat di bawah yayasan Safinatunnaja Barabai," katanya.

Setelah di musyawarahan dengan warga desanya, ternyata lembaga itu dipinjamkan tempat oleh salah satu warga Kaltim yang baru membangun rumah di Barabai, namun jarang dipakai.

Akhirnya, rumah yang beralamat di Desa Benawa Tengah RT 03 Kecamatan Barabai itu dijadikan kelas belajar setiap harinya.

"Kami membuka Tiga kelas belajar yaitu pertama kelas tajhizy (PAUD) untuk usia 3-5 Tahun dengan maksimal 50 santri dan mulai belajar pukul 14.30-15.30 wita," kata seorang ayah yang pernah sukses mengantar anaknya Nurul Azkia tampil di ajang pencarian bakat hafiz Indonesia yang disiarkan oleh salah satu TV nasional.

Berikutnya, pihaknya juga membuka kelas Mubtadi yaitu yang bisa diikuti oleh anak-anak usia dari 5-8 Tahun (maksimal 60 santri) dan mulai belajar pada pukul 16.00-17.30 wita.

Ketiga yaitu kelas Mutawassith untuk anak usia 8-13 Tahun (maksimal 60 santri) dan mulai belajar pukul 18.00-20.30 wita.

"Pembelajaran rutin dilakukan setiap 4 hari dalam seminggu setelah mereka pulang sekolah," katanya

Menurutnya, metode yang digunakan untuk tahsin adalah tilawati dan tahfiz menggunakan qur'an Al-hufaz yaitu qur'an berwarna agar menarik dan anak-anak mudah menghafal.

"Metode tilawati tersebut bisa cepat dan efektif dalam belajar al-qur'an yang bisa kami terapkan," katanya.

"Saat ini alhamdulillah sudah ada 10 orang guru atau ustadz yang bisa membantunya mengajarkan al-qur'an dan mengelola lembaga," katanya.

Dikatakannya, berkat kegigihannya bersama-sama rekannya membangun lembaga itu, akhirnya banyak juga donatur yang medukung programnya seperti yayasan Sahabat berbagi (Saber) HST menyalurkan bantuan sebanyak 155 buah al-qur'an.

"Kami ucapkan terimakasih kepada para dunator yang telah membantu agar ke depannya lebih banyak lagi warga HST dan anak-anak kita yang hafiz qur'an," katanya.

Dia berharap ke depannya, lembaga yang bangunnya itu lebih maju lagi dan mencetak lebih banyak lagi anak-anak yang hafal qur'an dan senang membaca qur'an. Sehingga daerah kita pun mendapatkan berkah dari Allah.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019