Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Mu`adz meminta dinas kesehatan setempat untuk terbuka soal kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi saat ini.
Sebab, ungkap politikus Hanura tersebut di gedung dewan kota, Senin, data tentang jumlah penderita DBD saat ini tidak jelas, padahal di masyarakat terinformasi banyak yang terserang virus nyamuk aedes aegypti tersebut.
"Makanya tadi kami mencoba menghubungi Dinkes melalui telephone seluler, tapi belum ada tanggapan. Dalam waktu dekat kami akan memanggil mereka," tegasnya.
Menurut Mu`adz, pemanggilan Dinkes ini untuk sinkronisasi data penderita DBD pada awal tahun ini apakah sudah mengkhawatirkan atau masih batas kewajaran.
"Kalau sudah mengkhawatirkan kita ingin tahu bagaimana penanganannya saat ini," beber dia.
Sebab, kata dia, kalau tidak ditangani dengan segera dan optimal, bisa terjadi korban jiwa.
"Nah, kita belum dapat kabar juga ini apakah sudah ada korban jiwa karena DBD ini. Sebab kabar-kabarnya ada sudah di wilayah Sungai Andai, Banjarmasin Utara," tutur Mu`adz.
Kalau memang benar demikian adanya, kata Mu`adz, harus disampaikan sejujurnya, sehingga kewaspadaan akan makin tinggi di masyarakat.
"Termasuk penguatan sosialisasi ke masyarakat bagaimana pertolongan pertama apabila ada yang terkena indikasi DBD," paparnya.
Dia pun meminta masyarakat untuk bersabar, di mana pihaknya akan melakukan koordinasi secepatnya dengan Dinkes, sehingga penyebaran penyakit DBD saat ini betul-betul jelas sampai di mana.
Namun demikian, dia menghimbau masyarakat untuk melakukan kewaspadaan yang intensif. Apalagi pada musim hujan saat ini.
"Warga kami harapkan menjaga kebersihan lingkungannya. Melakukan 3M (menguras,menutup dan mengubur). Mencegah lebih baik, paling tidak dengan lingkungan yang bersih warga bisa terhindar dari virus itu," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Sebab, ungkap politikus Hanura tersebut di gedung dewan kota, Senin, data tentang jumlah penderita DBD saat ini tidak jelas, padahal di masyarakat terinformasi banyak yang terserang virus nyamuk aedes aegypti tersebut.
"Makanya tadi kami mencoba menghubungi Dinkes melalui telephone seluler, tapi belum ada tanggapan. Dalam waktu dekat kami akan memanggil mereka," tegasnya.
Menurut Mu`adz, pemanggilan Dinkes ini untuk sinkronisasi data penderita DBD pada awal tahun ini apakah sudah mengkhawatirkan atau masih batas kewajaran.
"Kalau sudah mengkhawatirkan kita ingin tahu bagaimana penanganannya saat ini," beber dia.
Sebab, kata dia, kalau tidak ditangani dengan segera dan optimal, bisa terjadi korban jiwa.
"Nah, kita belum dapat kabar juga ini apakah sudah ada korban jiwa karena DBD ini. Sebab kabar-kabarnya ada sudah di wilayah Sungai Andai, Banjarmasin Utara," tutur Mu`adz.
Kalau memang benar demikian adanya, kata Mu`adz, harus disampaikan sejujurnya, sehingga kewaspadaan akan makin tinggi di masyarakat.
"Termasuk penguatan sosialisasi ke masyarakat bagaimana pertolongan pertama apabila ada yang terkena indikasi DBD," paparnya.
Dia pun meminta masyarakat untuk bersabar, di mana pihaknya akan melakukan koordinasi secepatnya dengan Dinkes, sehingga penyebaran penyakit DBD saat ini betul-betul jelas sampai di mana.
Namun demikian, dia menghimbau masyarakat untuk melakukan kewaspadaan yang intensif. Apalagi pada musim hujan saat ini.
"Warga kami harapkan menjaga kebersihan lingkungannya. Melakukan 3M (menguras,menutup dan mengubur). Mencegah lebih baik, paling tidak dengan lingkungan yang bersih warga bisa terhindar dari virus itu," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019