Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menginginkan untuk menambah layar monitor pengukur udara, sebab baru satu di Jalan Protokol Lambung Mangkurat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Mukhyar di Banjarmasin, Senin, mengungkapkan, keinginan menambah alat monitor pengukur udara atau biasa disebutnya Air Quality Monitoring System (AQMS) tersebut bisa terwujud tahun depan.

 Dia berharap, usulan untuk biaya penambahan AQMS itu bisa didukung pihak legislatif dan masyarakat pada APBD 2019, di mana sekarang ini masih dibahas untuk diketok persetujuannya.

 Kepentingannya, kata Mukhyar, adanya alat ini di perbanyak dibangun di jalan-jalan kota, akan membantu masyarakat untuk mengetahui kualitas udara yang sedang mereka hirup, di mana arus lalu lintas saat ini hampir pada di semua sudut kota.

 "Alat ini sebenarnya menjadi kewaspadaan apabila kualitas udara cukup buruk dan bisa menggangu kesehatan," ujarnya.

Sejauh ini, ucap Mukhyar, karena baru ada satu yang terpasang di Jalan protokol Lambung Mangkurat Banjarmasin, maka hanya terbatas masyarakat yang mengetahui kondisi udara perwaktunya.

 "Kalau servernya sebenarnya bisa satu saja. Sebab radiusnya mencapai lima kilometer, jadi bisa untuk beberapa monitor," ujarnya.

 Mukhyar menyebutkan beberapa tempat yang harusnya dipasangi monitor itu, seperti di wilayah Sungai Andai dan Trisakti Banjarmasin, karena di daerah itu sudah sangat padat arus lalu lintas kendaraannya yang menyumbang besar polusi udara.

"Kalau idealnya, setiap persimpangan jalan dengan tingkat kepadatan tinggi di pasang monitor alat pemantau udara tersebut," ucapnya.

 Selain itu, lanjutnya, berdasarkan hasil penelitian, kualitas udara di Kota Banjarmasin kadang melebih ambang batas aman. Dan itu cukup membahayakan kesehatan masyarakat, karena partikel debu maupun gas CO2 hasil kendaraan bermotor.

 Kemudian, dari seluruh kawasan, menurutnya, tingkat pencemaran udara cukup tinggi terjadi di kawasan Jalan Lingkar Selatan, sekitar Simpang Empat Jalan Lambung Mangkurat, Simpang Empat Jalan Sultan Adam, Jalan S Parman hingga Jalan Brigjen H Hasan Basri? dan Jalan Soetoyo S, khususnya sekitar Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.

 "Apalagi saat musim kemarau tiba, kabut asap akibat kebakaran lahan gambut dan hutan, juga perlu di perhatikan. Dengan dipasangnya alat ini, akan memudahkan masyarakat mengetahui seberapa bahaya sudah tingkat pemcemaran udara di kota ini," pungkasnya.
 

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018