Barabai, (Antaranews Kalsel) - Ratusan mahasiswa dan para pelajar yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) melakukan aksi damai peduli Meratus di car free day lapangan Dwi Warna Barabai, Minggu (4/11).
Ada beberapa komunitas dan OKP yang tergantung aksi damai itu diantaranya WALHI, KAMMI, HMI, KNPI, Bartman, AMAN, Gembuk, PM II, Barisan pemadam kebakaran, dan lain-lain yang mereka sepakat untuk mendukung penolakan tambang batu bara di wilayah pegunungan meratus.
Secara bergantian, para aktivis itu berorasi sambil mengitari lapangan Dwi Warna Barabai yang saat itu disaksikan ribuan warga HST yang sedang melakukan lari pagi maupun senam.
Turunnya hujan juga tidak menyurutkan perjuangan para pemuda itu yang saat itu mendapatkan dukungan dan motivasi oleh Plt Bupati HST H A Chairansyah.
"Masyarakat HST harus bersatu menolak pertambangan di pegunungan Meratus. Laporkan jika ada terlihat aktivitas-aktivitas yang mulai ingin menambang bumi kita. Kami menegaskan pembangunan di HST berbasis lingkungan dan tidak merusak alam," kata Chairansyah.
Menurutnya, dari laporan masyarakat, beberapa bulan yang lalu sudah mulai ada yang berani menerjunkan alat berat di wilayah Batang Alai dengan alasan ingin membersihkan lahan miliknya dan terindikasi ingin melakukan penambangan.
"Namun beruntung aktivitas itu dapat dihentikan dengan bantuan aparat TNI dan pihak Kepolisian serta masyarakat setempat," katanya.
Ketua Gembuk HST Rumli menyampaikan, ditolaknya gugatan WALHI oleh PTUN telah menciderai amanah warga HST dan Kalimantan pada umumnya.
"Pegunungan Meratus sebagai salah satu paru-paru dunia dan satu-satunya kawasan di Kalsel yang belum ditambang harus kita selamatkan dan menjadi harga mati diperjuangkan untuk anak cucu kita di masa depan," katanya.
Baca juga: Sejumlah aktivis lakukan aksi selamatkan Meratus di hari sumpah pemuda
Baca juga: Chairansyah Tegaskan Pembangunan HST Berwawasan Lingkungan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Ada beberapa komunitas dan OKP yang tergantung aksi damai itu diantaranya WALHI, KAMMI, HMI, KNPI, Bartman, AMAN, Gembuk, PM II, Barisan pemadam kebakaran, dan lain-lain yang mereka sepakat untuk mendukung penolakan tambang batu bara di wilayah pegunungan meratus.
Secara bergantian, para aktivis itu berorasi sambil mengitari lapangan Dwi Warna Barabai yang saat itu disaksikan ribuan warga HST yang sedang melakukan lari pagi maupun senam.
Turunnya hujan juga tidak menyurutkan perjuangan para pemuda itu yang saat itu mendapatkan dukungan dan motivasi oleh Plt Bupati HST H A Chairansyah.
"Masyarakat HST harus bersatu menolak pertambangan di pegunungan Meratus. Laporkan jika ada terlihat aktivitas-aktivitas yang mulai ingin menambang bumi kita. Kami menegaskan pembangunan di HST berbasis lingkungan dan tidak merusak alam," kata Chairansyah.
Menurutnya, dari laporan masyarakat, beberapa bulan yang lalu sudah mulai ada yang berani menerjunkan alat berat di wilayah Batang Alai dengan alasan ingin membersihkan lahan miliknya dan terindikasi ingin melakukan penambangan.
"Namun beruntung aktivitas itu dapat dihentikan dengan bantuan aparat TNI dan pihak Kepolisian serta masyarakat setempat," katanya.
Ketua Gembuk HST Rumli menyampaikan, ditolaknya gugatan WALHI oleh PTUN telah menciderai amanah warga HST dan Kalimantan pada umumnya.
"Pegunungan Meratus sebagai salah satu paru-paru dunia dan satu-satunya kawasan di Kalsel yang belum ditambang harus kita selamatkan dan menjadi harga mati diperjuangkan untuk anak cucu kita di masa depan," katanya.
Baca juga: Sejumlah aktivis lakukan aksi selamatkan Meratus di hari sumpah pemuda
Baca juga: Chairansyah Tegaskan Pembangunan HST Berwawasan Lingkungan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018