Nusa Dua, (Antaranews Kalsel) - Pelaksanaan program mandatori biodiesel B20 diyakini mampu mengangkat harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar dunia, kebijakan percampuran solar dengan minyak sawit ini juga menjadi solusi penyerapan stok minyak sawit di tengah melambatnya permintaan di pasar ekspor.
Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Joko Supriyono, di Nusa Dua, Rabu (31/10), mengatakan setuju sekali dengan apa yang disampaikan Presiden RI Jokowi bahwa program B20 akan meningkatkan penyerapan minyak sawit di pasar domestik.
"Pengurangan impor minyak mentah dan mengganti dengan biodiesel sawit akan berdampak positif bagi neraca perdagangan dan Ini akan membantu mengurangi defisit neraca perdagangan dan tentu saja akan mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar Rupiah," katanya.
Baca juga: GAPKI Kalsel boyong puluhan petani plasma di ajang IPOC Nusa Dua Bali
Dijelaskan dia,tahun 2018 ini produksi minyak sawit nasional bisa mencapai 42 juta ton di mana 30 juta ton akan diekspor., dan bila melihat besarnya produksi minyak sawit ini, program mandatori biodiesel B20 tidak akan pernah mengalami kesulitan bahan baku.
Presiden RI Joko Widodo, mengatakan ada lima hal yang harus dilakukan dalam pengembangan industri minyak sawit nasional, salah satunya implementasi pemakaian biodiesel B20 terus dipercepat dan dilaksanakan secara maksimal.
Diakui meski sudah diputuskan dari tahun kemarin, pelaksanaannya masih belum berjalan secepat yang diharapkan dan ini dikejar terus agar penggunaannya bisa 100 persen, agar stok CPO yang ada itu bisa diserap sendiri.
Baca juga: Jokowi: Sektor kelapa Sawit membanggakan jadikan Indonesia produsen terbesar dunia
"Mengapa kita impor minyak kalau dari kelapa sawit kita bisa gunakan campuran biodiesel, maka otomatis akan mendongkrak harga dari kelapa sawit itu sendiri," katanya, saatPembukaan Konferensi Minyak Sawit Internasional IPOC 2018 dan 2019 Price Outlook lalu.
Menurut di, ini merupakan trik dagang yang memang harus dilakukan, mengganti semua mesin-mesin baik mesin mobil maupun mesin pembangkit listrik semua pakai diesel namun ini juga memerlukan waktu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Joko Supriyono, di Nusa Dua, Rabu (31/10), mengatakan setuju sekali dengan apa yang disampaikan Presiden RI Jokowi bahwa program B20 akan meningkatkan penyerapan minyak sawit di pasar domestik.
"Pengurangan impor minyak mentah dan mengganti dengan biodiesel sawit akan berdampak positif bagi neraca perdagangan dan Ini akan membantu mengurangi defisit neraca perdagangan dan tentu saja akan mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar Rupiah," katanya.
Baca juga: GAPKI Kalsel boyong puluhan petani plasma di ajang IPOC Nusa Dua Bali
Dijelaskan dia,tahun 2018 ini produksi minyak sawit nasional bisa mencapai 42 juta ton di mana 30 juta ton akan diekspor., dan bila melihat besarnya produksi minyak sawit ini, program mandatori biodiesel B20 tidak akan pernah mengalami kesulitan bahan baku.
Presiden RI Joko Widodo, mengatakan ada lima hal yang harus dilakukan dalam pengembangan industri minyak sawit nasional, salah satunya implementasi pemakaian biodiesel B20 terus dipercepat dan dilaksanakan secara maksimal.
Diakui meski sudah diputuskan dari tahun kemarin, pelaksanaannya masih belum berjalan secepat yang diharapkan dan ini dikejar terus agar penggunaannya bisa 100 persen, agar stok CPO yang ada itu bisa diserap sendiri.
Baca juga: Jokowi: Sektor kelapa Sawit membanggakan jadikan Indonesia produsen terbesar dunia
"Mengapa kita impor minyak kalau dari kelapa sawit kita bisa gunakan campuran biodiesel, maka otomatis akan mendongkrak harga dari kelapa sawit itu sendiri," katanya, saatPembukaan Konferensi Minyak Sawit Internasional IPOC 2018 dan 2019 Price Outlook lalu.
Menurut di, ini merupakan trik dagang yang memang harus dilakukan, mengganti semua mesin-mesin baik mesin mobil maupun mesin pembangkit listrik semua pakai diesel namun ini juga memerlukan waktu.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018