Banjarmasin,(Antaranews Kalsel) - Pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Selatan (Kalsel) memboyong puluhan petani plasma di ajang Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2018 dan 2019 Price Outlook, di Sofitel Nusa Dua Bali.
Ketua GAPKI Kalsel Totok Dewanto, di Bali, Senin (29/10) mengatakan Konferensi IPOC adalah event tahunan yang diselenggarakan GAPKI dan ini merupakan konferensi sawit terbesar dunia ini dengan mengangkat tema "Palm Oil Development: Contribution to SDGs".
Baca juga: Joko Supriono : Kemitraan kunci pengembangan industri Kelapa Sawit
"Tujuan kami memboyong puluhan petani plasma dari Kalsel agar mereka juga nantinya berpartisipasi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam memajukan perkebunan sawit di daerah masing-masing," katanya, saat memberikan keterangan melalui telepon.
Dijelaskan dia, IPOC secara resmi dibuka Presiden RI Joko Widodo dengan mengangkat beragam tantangan pengembangan sektor kelapa sawit ke depan, seperti peremajaan perkebunan sawit rakyat, perluasan pasar ekspor, hilirisasi, serta implementasi program B20.
Terlepas dari beragam tantangan tersebut, selama ini sektor kelapa sawit telah menjadi penyumbang terbesar devisa negara, karena mampu mampu memproduksi 42 juta ton minyak sawit dengan nilai devisa ekspor lebih dari Rp300 triliun.
Baca juga: GAPKI Minta Perkabunan Sawit Antisipasi Karhutla
Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono, mengapresiasi dukungan dari pemerintah khususnya Presiden Jokowi, bagi industri kelapa sawit melalui berbagai kebijakan yang mendorong pengembangan sektor kelapa sawit.
Menurut dia, dukungan juga dalam program mandatory B20, pengembangan pasar-pasar ekspor baru, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) kelapa sawit di berbagai perguruan tinggi serta mengkampanyekan industri sawit hingga luar negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Ketua GAPKI Kalsel Totok Dewanto, di Bali, Senin (29/10) mengatakan Konferensi IPOC adalah event tahunan yang diselenggarakan GAPKI dan ini merupakan konferensi sawit terbesar dunia ini dengan mengangkat tema "Palm Oil Development: Contribution to SDGs".
Baca juga: Joko Supriono : Kemitraan kunci pengembangan industri Kelapa Sawit
"Tujuan kami memboyong puluhan petani plasma dari Kalsel agar mereka juga nantinya berpartisipasi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam memajukan perkebunan sawit di daerah masing-masing," katanya, saat memberikan keterangan melalui telepon.
Dijelaskan dia, IPOC secara resmi dibuka Presiden RI Joko Widodo dengan mengangkat beragam tantangan pengembangan sektor kelapa sawit ke depan, seperti peremajaan perkebunan sawit rakyat, perluasan pasar ekspor, hilirisasi, serta implementasi program B20.
Terlepas dari beragam tantangan tersebut, selama ini sektor kelapa sawit telah menjadi penyumbang terbesar devisa negara, karena mampu mampu memproduksi 42 juta ton minyak sawit dengan nilai devisa ekspor lebih dari Rp300 triliun.
Baca juga: GAPKI Minta Perkabunan Sawit Antisipasi Karhutla
Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono, mengapresiasi dukungan dari pemerintah khususnya Presiden Jokowi, bagi industri kelapa sawit melalui berbagai kebijakan yang mendorong pengembangan sektor kelapa sawit.
Menurut dia, dukungan juga dalam program mandatory B20, pengembangan pasar-pasar ekspor baru, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) kelapa sawit di berbagai perguruan tinggi serta mengkampanyekan industri sawit hingga luar negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018