Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Masih tidak lepas dari ingatan kita atas prestasi yang membanggakan dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kalimantan yaitu Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sampit yang telah meraih juara umum ke sembilan dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) pada bulan Agustus 2018.
STKIP Muhammadiyah Sampit melakukan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang mana ini menjadi tolak ukur dari penilaian kegiatan PIMNAS.
PKM yang mereka usulkan ialah PKM di Bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul "Uluh Tabela Paduli Basa Ita". Program ini merupakan sebuah Upaya yg digagas mahasiswa untuk melakukan konservasi bahasa Sampit yang mulai tidak dikenal oleh masyarakat Sampit sendiri.
Kegiatan ini sendiri telah menarik atensi dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda sampai pejabat yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur. Dukungan dari berbagai pihak juga menjadi kekuatan tersendiri, karena tujuan dari PKM tidak hanya berhenti pada satu kegiatan saja tapi terus berlanjut dan memberikan efek yg baik di masyarakat.
Berbicara lebih dalam tentang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), PKM ialah suatu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas.
Program ini merupakan penerus dari Program Karya Alternatif Mahasiswa yang dibentuk pada tahun 1997, yang kemudian berganti menjadi Program Kreativitas Mahasiswa pada tahun 2001.
Sekarang ini PKM memiliki tujuh jenis kegiatan yakni PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M), PKM-Karsa Cipta (PKM-KC), PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI), dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT). Selain PKM-AI, semua PKM akan dilombakan di dalam PIMNAS.
Adapun Manfaat PKM bagi mahasiswa antara lain mengasah kreativitas, mengasah menulis dan menyampaikan serta menuangkan ide, mendapat pengalaman, mendapat pengakuan, dan mendapat kenalan atau koneksi dan yang paling besar manfaatnya ialah membantu membangun Indonesia atau daerah setempat melalui ide-ide kreatif yang dimiliki.
Dalam membuat PKM, yang harus mahasiswa lakukan apabila tidak memiliki ide kreatif dapat melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Ide-ide PKM tidak harus yang rumit, cukup yang sederhana, sesuai isu global yang terjadi sekarang, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas serta mengangkat kearifan lokal.
Oleh karena itu, Dalam upaya meningkatkan dan menumbuhkan kreativitas mahasiswa serta keikutsertaan dalam kegiatan PKM khususnya di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan, maka selama dua hari kedepan, 26 s.d 28 Oktober 2018, dilaksanakan Workshop Pendampingan Penyusunan Proposal PKM untuk mahasiswa.
Humas LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan/Muhammad Adie Karya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
STKIP Muhammadiyah Sampit melakukan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang mana ini menjadi tolak ukur dari penilaian kegiatan PIMNAS.
PKM yang mereka usulkan ialah PKM di Bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul "Uluh Tabela Paduli Basa Ita". Program ini merupakan sebuah Upaya yg digagas mahasiswa untuk melakukan konservasi bahasa Sampit yang mulai tidak dikenal oleh masyarakat Sampit sendiri.
Kegiatan ini sendiri telah menarik atensi dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda sampai pejabat yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur. Dukungan dari berbagai pihak juga menjadi kekuatan tersendiri, karena tujuan dari PKM tidak hanya berhenti pada satu kegiatan saja tapi terus berlanjut dan memberikan efek yg baik di masyarakat.
Berbicara lebih dalam tentang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), PKM ialah suatu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dalam memfasilitasi potensi yang dimiliki mahasiswa Indonesia untuk mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan ilmu dan teknologi yang telah dipelajarinya di perkuliahan kepada masyarakat luas.
Program ini merupakan penerus dari Program Karya Alternatif Mahasiswa yang dibentuk pada tahun 1997, yang kemudian berganti menjadi Program Kreativitas Mahasiswa pada tahun 2001.
Sekarang ini PKM memiliki tujuh jenis kegiatan yakni PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M), PKM-Karsa Cipta (PKM-KC), PKM-Artikel Ilmiah (PKM-AI), dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT). Selain PKM-AI, semua PKM akan dilombakan di dalam PIMNAS.
Adapun Manfaat PKM bagi mahasiswa antara lain mengasah kreativitas, mengasah menulis dan menyampaikan serta menuangkan ide, mendapat pengalaman, mendapat pengakuan, dan mendapat kenalan atau koneksi dan yang paling besar manfaatnya ialah membantu membangun Indonesia atau daerah setempat melalui ide-ide kreatif yang dimiliki.
Dalam membuat PKM, yang harus mahasiswa lakukan apabila tidak memiliki ide kreatif dapat melakukan ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Ide-ide PKM tidak harus yang rumit, cukup yang sederhana, sesuai isu global yang terjadi sekarang, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas serta mengangkat kearifan lokal.
Oleh karena itu, Dalam upaya meningkatkan dan menumbuhkan kreativitas mahasiswa serta keikutsertaan dalam kegiatan PKM khususnya di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan, maka selama dua hari kedepan, 26 s.d 28 Oktober 2018, dilaksanakan Workshop Pendampingan Penyusunan Proposal PKM untuk mahasiswa.
Humas LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan/Muhammad Adie Karya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018