Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2019 akan berbeda dari proses pendaftaran dan tes pada tahun-tahun sebelumnya.
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menunjuk Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) untuk menggelar tes, dimana pendaftarannya sudah dibuka mulai Januari 2019.
"Jadi perlu diketahui, mulai tahun akademik 2019-2020 Kemenristekdikti memberlakukan kebijakan di bidang seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dilaksanakan oleh institusi bernama LTMPT," terang Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Sutarto Hadi.
LTMPT merupakan lembaga nirlaba penyelenggara tes masuk perguruan tinggi bagi calon mahasiswa baru melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). LTMPT berfungsi mengelola dan mengolah data calon mahasiswa baru untuk bahan seleksi jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Tinggi Negeri (SBMPTN) oleh Rektor PTN.
"Pada pelaksanaan SBMPTN 2019 hanya ada satu metode tes yaitu Ujian Tulis Berbasis Komputer. Untuk Metode Ujian Tulis Berbasis Cetak ditiadakan. Kedepannya, UTBK berbasis android juga dikembangkan untuk diterapkan," kata Sutarto kepada Kantor Berita Antara.
Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, calon mahasiswa baru yang ingin mendaftar jalur SBMPTN wajib telah mengantongi hasil tes UTBK dari LTMPT yang telah diikutinya.
"Kalau dulu kan SBMPTN serentak karena ada ujian tertulis, namun sekarang tidak seperti itu lagi. Bahkan ada kebijakan si calon mahasiswa bisa mengikuti tes lebih dari satu kali melalui LTMPT tadi. Nanti nilainya diberitahu kepada yang bersangkutan jika ingin mencoba lagi dan maksimum dua kali dengan ketentuan nilai tertinggi diambil. Sehingga bisa mengukur dari skor yang didapat untuk pilihan maksimum dua Program Studi baik satu universitas yang sama atau berbeda," papar Sutarto lagi.
Dijadwalkan pendaftaran tes yang dibuka Januari 2019, LTMPT menggelar UTBK pada periode Maret hingga Mei 2019 sebanyak 24 kali. Untuk itu, bagi siswa Kelas XII SMA sederajat bisa mendaftar mengikuti tes untuk mengetahui kemampuannya.
"Jadi bagi siswa yang sudah niat kuliah, jauh-jauh hari bisa mempersiapkan diri mulai sekarang agar skor hasil tesnya tinggi untuk bekal mendaftar SBMPTN. Termasuk jika melalui jalur undangan, bekal hasil tes bisa digunakan sebagai antisipasi jika SNMPTN tak diterima," tandasnya.
Adapun materi tes yang dikembangkan dalam UTBK tahun 2019 yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) dengan kelompok ujian Saintek atau Soshum.
Bagu Prodi Keolahragaan dan atau Seni cukup mengunggah dokumen prestasi atau portofolio saja dan tidak ada ujian keterampilan.
Sutarto mengungkapkan, kebijakan baru tersebut terkait pengembangan model dan proses seleksi yang berstandar nasional dan mengacu pada prinsip adil, transpraran, fleksibel, akuntabel serta sesuai perkembangan teknologi informasi di era digital.
Adapun pola seleksi masuk PTN tahun 2019 akan dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu SNMPTN dengan daya tampung minimal 20 persen, SBMPTN minimal 40 persen dan seleksi mandiri maksimal 30 persen dari kuota daya tampung tiap Prodi di PTN.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menunjuk Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) untuk menggelar tes, dimana pendaftarannya sudah dibuka mulai Januari 2019.
"Jadi perlu diketahui, mulai tahun akademik 2019-2020 Kemenristekdikti memberlakukan kebijakan di bidang seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dilaksanakan oleh institusi bernama LTMPT," terang Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Sutarto Hadi.
LTMPT merupakan lembaga nirlaba penyelenggara tes masuk perguruan tinggi bagi calon mahasiswa baru melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). LTMPT berfungsi mengelola dan mengolah data calon mahasiswa baru untuk bahan seleksi jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Tinggi Negeri (SBMPTN) oleh Rektor PTN.
"Pada pelaksanaan SBMPTN 2019 hanya ada satu metode tes yaitu Ujian Tulis Berbasis Komputer. Untuk Metode Ujian Tulis Berbasis Cetak ditiadakan. Kedepannya, UTBK berbasis android juga dikembangkan untuk diterapkan," kata Sutarto kepada Kantor Berita Antara.
Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, calon mahasiswa baru yang ingin mendaftar jalur SBMPTN wajib telah mengantongi hasil tes UTBK dari LTMPT yang telah diikutinya.
"Kalau dulu kan SBMPTN serentak karena ada ujian tertulis, namun sekarang tidak seperti itu lagi. Bahkan ada kebijakan si calon mahasiswa bisa mengikuti tes lebih dari satu kali melalui LTMPT tadi. Nanti nilainya diberitahu kepada yang bersangkutan jika ingin mencoba lagi dan maksimum dua kali dengan ketentuan nilai tertinggi diambil. Sehingga bisa mengukur dari skor yang didapat untuk pilihan maksimum dua Program Studi baik satu universitas yang sama atau berbeda," papar Sutarto lagi.
Dijadwalkan pendaftaran tes yang dibuka Januari 2019, LTMPT menggelar UTBK pada periode Maret hingga Mei 2019 sebanyak 24 kali. Untuk itu, bagi siswa Kelas XII SMA sederajat bisa mendaftar mengikuti tes untuk mengetahui kemampuannya.
"Jadi bagi siswa yang sudah niat kuliah, jauh-jauh hari bisa mempersiapkan diri mulai sekarang agar skor hasil tesnya tinggi untuk bekal mendaftar SBMPTN. Termasuk jika melalui jalur undangan, bekal hasil tes bisa digunakan sebagai antisipasi jika SNMPTN tak diterima," tandasnya.
Adapun materi tes yang dikembangkan dalam UTBK tahun 2019 yaitu Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) dengan kelompok ujian Saintek atau Soshum.
Bagu Prodi Keolahragaan dan atau Seni cukup mengunggah dokumen prestasi atau portofolio saja dan tidak ada ujian keterampilan.
Sutarto mengungkapkan, kebijakan baru tersebut terkait pengembangan model dan proses seleksi yang berstandar nasional dan mengacu pada prinsip adil, transpraran, fleksibel, akuntabel serta sesuai perkembangan teknologi informasi di era digital.
Adapun pola seleksi masuk PTN tahun 2019 akan dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu SNMPTN dengan daya tampung minimal 20 persen, SBMPTN minimal 40 persen dan seleksi mandiri maksimal 30 persen dari kuota daya tampung tiap Prodi di PTN.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018