Banjarmasin (Antaranews kalsel)-Tim kota pusaka dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) datang ke Kota Banjarmasin, Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, untuk melakukan evaluasi mengenai dipilihnya kota ini sebagai kota pusaka di tanah air.

Salah seorang tim ahli kota Puaka Kementerian PUPR Aristia dan Latifah Sumandari di Banjarmasin Sabtu mengakui masih banyak yang harus dilakukan oleh Kota Banjarmasin dalam upaya memperkuat sebagai kota pusaka.

Salah satu yang harus dilakukan kota ini adalah menyusun program untuk mengidentifikasi apa-apa saja ciri khas sebagai kota pusaka yang harus dilestarikan.

Salah satu yang harus dilestarikan karena itu spesifik kota ini adalah sungai yang sekarang tercatat 170 buah, selain itu bangunan-banguan tua dan sebagainya.

Selain itu Pemkot Banjarmasin harus menyusun kerjasama dengan pihak akademisi dan komunitas, agar kolaborasi komponen ini bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Banjarmasin ini sebenarnya sudah ditetapkan bersama 10 kota lainnya sebagai kota pusaka sejak tahun 2012 lalu.

Kota lain seperti antara lain Jogyakarta, Semarang, Karang Asem, Denpasar, Bau-bau, dan Palembang.

Kota-kota lain itu sudah bergerak dengan melakukan kegiatan yang bisa menjadi inspirasi oleh kota-kota lain, dan seharusnya Banjarmasin juga harus melakukan hal serupa.

Salah satu yang dilakukan seperti di Jogyakarta dan Semarang adalah  membentuk Badan Pengelola Kota Pusaka yang independen artinya bukan di bawah pemerintahan.

Kedatangan dua ahli kota pusaka ke Banjarmasin ini sempat melakukan susur sungai untuk mengetahui kondisi sungai yang ada dan didampingi puluhan anggota Forum Komunitas Hijau (FKH).

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018