Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming secara resmi telah menyampaikan surat pengunduran dirinya ke DPRD setempat dalam rapat paripurna yang digelar 28 Mei 2018 lalu. Dia pun telah mantap memilih berjuang membangun daerah melalui jalur politik di pemerintah pusat.
"Banyak cara mengabdi untuk negeri. Luruskan niat bahwa kehadiran kita akan memberi manfaat," ucap Mardani di Batulicin, Kamis.
Menurutnya, membangun Banua Kalimantan Selatan untuk Indonesia Raya adalah pilihan politiknya kedepan. Sehingga maju dalam pemilihan anggota DPR RI pada Pileg 2019 mendatang dirasa tepat.
"Pemberhentian saya sebagai bupati kini tinggal menunggu SK Mendagri. Selanjutnya, saya bisa fokus meraih kursi di DPR agar bisa berjuang membangun daerah dengan cangkupan yang lebih luas," tutur pria yang tercatat di rekor MURI sebagai Bupati Termuda se-Indonesia (29 tahun) pada saat dilantik 2010.
Mardani meyakini, membangun daerah agar lebih maju lagi harus mendapat bantuan lebih banyak anggaran dari pemerintah pusat. Sehingga jika dikeroyok bersama antara anggaran pemerintah kabupaten, anggaran pemerintah provinsi dan anggaran pemerintah pusat, maka dia yakin pembangunan di Kalimantan Selatan akan lebih maju dan pesat lagi, termasuk Kabupaten Tanah Bumbu yang dipimpinnya selama dua periode sebagai bupati.
Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) ini mencontohkan seperti anggaran pariwisata, anggaran perbaikan infrastruktur jalan hingga pendidikan di daerah masih kurang, sehingga perlu suntikan dana dari pemerintah pusat untuk menggenjotnya.
"Insya Allah jika Allah SWT mengizinkan saya duduk sebagai wakil rakyat di Senayan, perjuangan untuk mendapatkan porsi anggaran lebih besar bagi Kalsel itu saya lakukan melalui mekanisme di DPR," kata suami dari Hj Erwinda itu.
Mundurnya Mardani sebagai Bupati Tanah Bumbu memang sempat disesalkan banyak pihak yang masih ingin dia memimpin daerah kelahirannya itu. Namun tak sedikit juga yang justru mendukung keputusannya, demi pengabdian yang lebih besar dibanding sekarang.
Maklum saja, Mardani adalah sosok pemimpin muda yang visioner. Dia tak hanya hebat di kancah politik, namun juga sukses di dunia bisnis. Apalagi antar kedua bidang yang digelutinya itu bisa saling mendukung yang mana tujuan akhirnya sama, yakni untuk kesejahteraan masyarakat banyak.
Terbaru, Mardani tengah mendorong peningkatan kualitas pendidikan tinggi dengan berencana menghasilkan 1.000 Doktor (S3). Setelah sukses merealisasikan Program 1.000 Guru Berprestasi di Kabupaten Tanah Bumbu.
Peserta Program Pendidikan S3 tersebut diberikan beasiswa penuh dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Haji Maming Enam Sembilan yang menggelontorkan dana bantuan Rp4.893.000.000 untuk Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya.
Kemudian program serupa untuk Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin yang kini masih tahap penjajakan pemberian beasiswa tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Banyak cara mengabdi untuk negeri. Luruskan niat bahwa kehadiran kita akan memberi manfaat," ucap Mardani di Batulicin, Kamis.
Menurutnya, membangun Banua Kalimantan Selatan untuk Indonesia Raya adalah pilihan politiknya kedepan. Sehingga maju dalam pemilihan anggota DPR RI pada Pileg 2019 mendatang dirasa tepat.
"Pemberhentian saya sebagai bupati kini tinggal menunggu SK Mendagri. Selanjutnya, saya bisa fokus meraih kursi di DPR agar bisa berjuang membangun daerah dengan cangkupan yang lebih luas," tutur pria yang tercatat di rekor MURI sebagai Bupati Termuda se-Indonesia (29 tahun) pada saat dilantik 2010.
Mardani meyakini, membangun daerah agar lebih maju lagi harus mendapat bantuan lebih banyak anggaran dari pemerintah pusat. Sehingga jika dikeroyok bersama antara anggaran pemerintah kabupaten, anggaran pemerintah provinsi dan anggaran pemerintah pusat, maka dia yakin pembangunan di Kalimantan Selatan akan lebih maju dan pesat lagi, termasuk Kabupaten Tanah Bumbu yang dipimpinnya selama dua periode sebagai bupati.
Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) ini mencontohkan seperti anggaran pariwisata, anggaran perbaikan infrastruktur jalan hingga pendidikan di daerah masih kurang, sehingga perlu suntikan dana dari pemerintah pusat untuk menggenjotnya.
"Insya Allah jika Allah SWT mengizinkan saya duduk sebagai wakil rakyat di Senayan, perjuangan untuk mendapatkan porsi anggaran lebih besar bagi Kalsel itu saya lakukan melalui mekanisme di DPR," kata suami dari Hj Erwinda itu.
Mundurnya Mardani sebagai Bupati Tanah Bumbu memang sempat disesalkan banyak pihak yang masih ingin dia memimpin daerah kelahirannya itu. Namun tak sedikit juga yang justru mendukung keputusannya, demi pengabdian yang lebih besar dibanding sekarang.
Maklum saja, Mardani adalah sosok pemimpin muda yang visioner. Dia tak hanya hebat di kancah politik, namun juga sukses di dunia bisnis. Apalagi antar kedua bidang yang digelutinya itu bisa saling mendukung yang mana tujuan akhirnya sama, yakni untuk kesejahteraan masyarakat banyak.
Terbaru, Mardani tengah mendorong peningkatan kualitas pendidikan tinggi dengan berencana menghasilkan 1.000 Doktor (S3). Setelah sukses merealisasikan Program 1.000 Guru Berprestasi di Kabupaten Tanah Bumbu.
Peserta Program Pendidikan S3 tersebut diberikan beasiswa penuh dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Haji Maming Enam Sembilan yang menggelontorkan dana bantuan Rp4.893.000.000 untuk Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya.
Kemudian program serupa untuk Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin yang kini masih tahap penjajakan pemberian beasiswa tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018