Yogyakarta (ANTARA News) - Tim mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta menggagas, meneliti, membuat, dan mengembangkan obat penurun panas dan demam dari daun kupu-kupu (Bauhinia variegata) yang diolah menjadi gel.
"Daun kupu-kupu mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti obat demam, antibakteri, pelancar buang air besar, dan obat batuk," kata koordinator tim mahasiswa UNY Shilvi Woro Satiti di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, ekstrak daun kupu-kupu mengandung zat antibakteri sehingga aman jika digunakan sebagai obat luar. Oleh karena itu, ekstrak daun kupu-kupu dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam pada anak.
"Obat penurun panas yang kami buat berbentuk plester gel yang praktis digunakan. Plester ini lebih alami, aman, nyaman, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak yang masih sensitif," katanya.
Ia mengatakan keunggulan produk gel kompres herbal itu adalah produk menggunakan bahan alami hasil pengujian serta aman bagi kulit, mengandung antibakteri, nyaman, praktis, dan harga terjangkau.
"Pembuatan plester gel penurun panas demam itu diawali dari ekstraksi daun kupu-kupu," kata mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNY itu.
Cara membuatnya adalah daun kupu-kupu direndam etanol kemudian ditutup aluminium foil selama tiga hari, kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 kemudian diberi etanol dan ditutup aluminium foil selama dua hari.
Kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 2 dan ampas 2. Selanjutnya, filtrat 1 dan 2 dicampur, diuapkan dengan "waterbath" dan terbentuk ekstrak kental.
Ia mengatakan alur proses pembuatan gel adalah 1 persen ekstrak daun kupu-kupu dilarutkan pada air panas bersuhu 500 Celcius, ditambah Na-CMC, gliserin, propilengrikol, dan air kemudian diaduk secara kontinyu.
"Hasilnya akan berbentuk gel, simpan dalam suhu ruang selama sehari," katanya.
Langkah terakhir adalah pembuatan kompres gel daun kupu-kupu. Gel ditimbang berukuran 3 gram kemudian dilekatkan pada plester dan diberi penutup plastik.
"Gel kompres herbal daun kupu-kupu yang kami beri nama Kombava itu siap digunakan dan di-packing dalam kardus. Kombava merupakan akronim dari Kompres Bauhinia Variegata," katanya.
Karya tim mahasiswa UNY itu berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018.
Anggota tim mahasiswa UNY itu antara lain Anissa Fitria, Fahayu Priristia, dan Anindya Muliawati.
"Daun kupu-kupu mengandung flavonoid, tanin, saponin, terpenoid, alkanoid, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi kesehatan seperti obat demam, antibakteri, pelancar buang air besar, dan obat batuk," kata koordinator tim mahasiswa UNY Shilvi Woro Satiti di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, ekstrak daun kupu-kupu mengandung zat antibakteri sehingga aman jika digunakan sebagai obat luar. Oleh karena itu, ekstrak daun kupu-kupu dapat dimanfaatkan sebagai obat penurun panas demam pada anak.
"Obat penurun panas yang kami buat berbentuk plester gel yang praktis digunakan. Plester ini lebih alami, aman, nyaman, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit anak yang masih sensitif," katanya.
Ia mengatakan keunggulan produk gel kompres herbal itu adalah produk menggunakan bahan alami hasil pengujian serta aman bagi kulit, mengandung antibakteri, nyaman, praktis, dan harga terjangkau.
"Pembuatan plester gel penurun panas demam itu diawali dari ekstraksi daun kupu-kupu," kata mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNY itu.
Cara membuatnya adalah daun kupu-kupu direndam etanol kemudian ditutup aluminium foil selama tiga hari, kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 1 dan ampas 1. Ampas 1 kemudian diberi etanol dan ditutup aluminium foil selama dua hari.
Kemudian disaring dan menghasilkan fitrat 2 dan ampas 2. Selanjutnya, filtrat 1 dan 2 dicampur, diuapkan dengan "waterbath" dan terbentuk ekstrak kental.
Ia mengatakan alur proses pembuatan gel adalah 1 persen ekstrak daun kupu-kupu dilarutkan pada air panas bersuhu 500 Celcius, ditambah Na-CMC, gliserin, propilengrikol, dan air kemudian diaduk secara kontinyu.
"Hasilnya akan berbentuk gel, simpan dalam suhu ruang selama sehari," katanya.
Langkah terakhir adalah pembuatan kompres gel daun kupu-kupu. Gel ditimbang berukuran 3 gram kemudian dilekatkan pada plester dan diberi penutup plastik.
"Gel kompres herbal daun kupu-kupu yang kami beri nama Kombava itu siap digunakan dan di-packing dalam kardus. Kombava merupakan akronim dari Kompres Bauhinia Variegata," katanya.
Karya tim mahasiswa UNY itu berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2018.
Anggota tim mahasiswa UNY itu antara lain Anissa Fitria, Fahayu Priristia, dan Anindya Muliawati.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018