Barito Kuala, Kalsel (ANTARA) - Petani Kampung Jeruk Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengirim sebanyak 1.500 ton jeruk per bulan ke beberapa kabupaten dan kota di Pulau Jawa.
“Pemerintah memberikan lahan 2,5 hektare per kepala keluarga di Kampung Jeruk Barito Kuala ini. Kami mampu mengirim buah jeruk mencapai 50 ton lebih per hari,” kata Petani Kampung Jeruk Barito Kuala Jani Mukthar di Barito Kuala, Kalsel, Rabu.
Baca juga: Petani jeruk Batola Kalsel harapkan nilai tambah
Ia menyebutkan Kampung Jeruk Barito Kuala terdiri empat desa, yakni Karang Buah dan Karang Dukuh (Kecamatan Belawang), Karang Indah dan Karang Bunga (Kecamatan Mandastana).
“Meskipun kemarau panjang selama empat bulan ini, setiap hari bisa panen karena kami membuat parit air di sela pohon jeruk sehingga kebutuhan air selalu terpenuhi untuk kesuburan tanah,” ucapnya.
Kemudian, untuk mengantisipasi penurunan hasil panen, para petani rutin memberikan pupuk sesuai kebutuhan berdasarkan kondisi cuaca, minimal tiga kali dalam 12 bulan.
Dia menuturkan di empat desa itu, dia bersama dua petani lainnya tidak hanya berprofesi sebagai petani, tetapi juga sebagai pelaku usaha yang biasanya menampung penjualan dari seluruh petani.
Baca juga: Petani Tapin Kembangkan Jeruk Tanpa Biji
Jani bersama dua petani lainnya setiap hari rutin mengirim buah jeruk masing-masing dua truk besar dengan berat minimal delapan ton per truk. Jika dikalkulasikan, keseluruhan mampu mengirim jeruk minimal 48 ton per hari.
Ia mengatakan lahan pertanian yang diperkirakan luasnya 300 hektare lebih itu merupakan pusat kebun jeruk di Kabupaten Barito Kuala. Meskipun di desa lainnya masih dijumpai, tetapi secara mayoritas para petani jeruk ada di Kampung Jeruk tersebut.
Dia menyebutkan untuk harga jeruk dibedakan dua jenis, yakni jeruk matang dari petani senilai Rp8.000-Rp9.000 per kilogram, kemudian dijual ke Pulau Jawa sekitar Rp12.000 per kilogram. Lalu untuk harga jeruk setengah masak dari berkisar Rp7.000-Rp8.000, dijual ke Pulau Jawa sekitar Rp11.000 per kilogram.
Baca juga: Petani Tapin Kembangkan Jeruk Termanis Nasional
Jani mengungkapkan, saat ini jeruk lokal (Siam Banjar dari Kalimantan Selatan mampu bersaing dengan kualitas jeruk dari daerah Medan, Bali, dan Pontianak. Sehingga para petani tidak khawatir dengan hasil penjualan, apalagi saat ini kondisi kebun cukup baik meskipun sedang musim kemarau.
“Setiap hari pesanan jeruk dari Pulau Jawa selalu ada, kami selalu panen jeruk setiap hari. Meskipun ada penurunan hasil panen saat musim kemarau, tetapi tidak terlalu signifikan,” ujar Jani.