Ketua DPD I Hizbut Tahrir (HTI) Kalimantan Selatan , Baihaki Al-Munawar mengatakan 50 persen sumber daya alam Indonesia kini dikuasai asing.

"Negara Indonesia kita ini dikelola dengan sistem demokrasi ala negara Barat yang menganut liberalis, dimana diantaranya adalah kekayaan alam dikelola oleh asing," kata Baihaki pada konferensi tokoh umat 1433 H dengan tema ""Khilafah Model Terbaik Negara yang Menyejahterakan" di Gedung sultan Suriansyah Banjarmasin.

Menurut Baihaki  maksud dari konferensi itu adalah berangkat dari keperihatinan gejolak sosial di masyarakat akibat pengelolaan Sumber daya alam, politik dan ekonomi tidak sesuai Islam.

Beberapa negara pemilik modal besar memberi pinjaman pada Indonesia tetapi dengan syarat dan ketentuan tertentu dan merugikan negara peminjam.

"Contoh kecil adalah gejolak kekurangan kuota BBM yang dirasakan Provinsi Kalsel, dimana masyarakat pemilik kendaraan roda dua dan empat sempat kesulitan mendapatkan minyak solar dan bensin,".

Padahal, lanjut Baihaki secara umum Indonesia memiliki kekayaan hasil tambang berupa minyak, batubara dan gas bumi lainnya.

Tetapi karena dikuasai oleh pihak asing hingga 50 persen lebih akhirnya kebutuhan dalam negeri jadi terbatas bahkan kurang.

Konferensi Umat 1433 H Hizbut Tahrir itu dihadiri ratusan tokoh umat Islam dari perguruan tinggi negeri dan swasta itu dengan lima pembicara dengan tiga sesi dan dialog tanya jawab.

Pada Sesi pertama Mencari Format Terbaik Negara yang Menyejahterakan, Ustadz Akhid Yulianto, dengan juduk makalah Pengelolaan Kekayaan alam dan Energi, Sumbangan Islam untuk Indonesia.

Ustadz Wahyudin Ibnu Yusuf, Modak Kekayaan Alam dan Energi Dalam Islam Indonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan Islam, Ustadz Hidatullah Muttaqin, Kritik atas Pembangunan Ekonomi Berbasis Utang dan Investasi Asing dan Fostur APBN dalam Negara Kapiltalis dan Problen Anggaran APBN Indonesia.

Pada Sesi ketiga penyampaian Pidato Politik HT pusat oleh ketua Dewan Pimpinan Pusat,Ustadz Agung Wisnu Wardhana./asm/ B  
    
    
                

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012