Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Noorlatifah menyatakan, sisa lahan pertanian di daerahnya harus bisa dilestarikan.
Sebab, tutur anggota DPRD Kota Banjarmasin ini di gedung dewan kota, Selasa, sisa lahan pertanian di ibu kota provinsi ini diperkirakan tinggal 25 persennya saja lagi atau sekitar 1.700 hektare.
"Kalau tidak ada kometmen bersama melakukan langkah pelestarian lahan pertanian ini, lambat laun akan habis," tuturnya.
Dia mengharap, tiga kecamatan dari lima kecamatan di daerah ini yang masih ada lahan pertaniannya, yakni, di Banjarmasin Utara, Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Timur perlu pendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
"Makanya dalam waktu dekat ini kita akan lakukan audensi dengan dinas pertanian kota, salah satunya yang kita inginkan dapatkan data valid luas lahan pertanian di daerah ini," ujarnya.
Termasuk, lanjut Lala sapaan akrabnya, jumlah petani yang masih bertahan dihingar bingar kota besar ini.
"Misi kita bersama bagaimana para petani ini bisa mempertahankan lahan pertaniannya, sebab dimaklumi banyak tawaran yang menggiurkan membuat mereka menjual lahannya untuk pembangunan perumahan," ujarnya.
Sehingga, tutur Noorlatifah, perlu ada peta yang jelas di mana titik lahan pertanian di daerah ini yang harus dilestarikan yang dikuatkan dengan dibuatnya peraturan daerah.
"Sebab lahan pertanian di daerah ini juga sebagai wilayah resapan, karena kalau tidak disiapkan demikian, Banjarmasin terancam dilanda banjir," ujarnya.
Dia pun sangat mendukung dengan langkah pemerintah kota yang melakukan pembebasan lahan atau membeli lahan pertanian masyarakat untuk pelestarian daerah resapan tersebut.
"Kita HKTI akan terus mendukung langkah pemerintah kota tersebut dalam melestarikan daerah pertanian ini," tegasnya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Sebab, tutur anggota DPRD Kota Banjarmasin ini di gedung dewan kota, Selasa, sisa lahan pertanian di ibu kota provinsi ini diperkirakan tinggal 25 persennya saja lagi atau sekitar 1.700 hektare.
"Kalau tidak ada kometmen bersama melakukan langkah pelestarian lahan pertanian ini, lambat laun akan habis," tuturnya.
Dia mengharap, tiga kecamatan dari lima kecamatan di daerah ini yang masih ada lahan pertaniannya, yakni, di Banjarmasin Utara, Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Timur perlu pendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
"Makanya dalam waktu dekat ini kita akan lakukan audensi dengan dinas pertanian kota, salah satunya yang kita inginkan dapatkan data valid luas lahan pertanian di daerah ini," ujarnya.
Termasuk, lanjut Lala sapaan akrabnya, jumlah petani yang masih bertahan dihingar bingar kota besar ini.
"Misi kita bersama bagaimana para petani ini bisa mempertahankan lahan pertaniannya, sebab dimaklumi banyak tawaran yang menggiurkan membuat mereka menjual lahannya untuk pembangunan perumahan," ujarnya.
Sehingga, tutur Noorlatifah, perlu ada peta yang jelas di mana titik lahan pertanian di daerah ini yang harus dilestarikan yang dikuatkan dengan dibuatnya peraturan daerah.
"Sebab lahan pertanian di daerah ini juga sebagai wilayah resapan, karena kalau tidak disiapkan demikian, Banjarmasin terancam dilanda banjir," ujarnya.
Dia pun sangat mendukung dengan langkah pemerintah kota yang melakukan pembebasan lahan atau membeli lahan pertanian masyarakat untuk pelestarian daerah resapan tersebut.
"Kita HKTI akan terus mendukung langkah pemerintah kota tersebut dalam melestarikan daerah pertanian ini," tegasnya.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018