Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Warga Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar diimbau menggunakan air yang didistribusikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) karena lebih sehat.
"Air PDAM lebih sehat dan berkualitas karena sebelum didistribusikan kepada pelanggan diolah terlebih dahulu," ujar Sekretaris Dewan Pengawas PDAM Intan Banjar Said Abdullah di Martapura, Senin.
Ia mengatakan, imbauan bagi warga dua daerah bertetangga itu karena masih cukup banyak yang memakai air sumur sebagai air baku yang digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari.
Dijelaskan, air sumur yang merupakan air permukaan dengan kedalam sekitar 5-10 meter diperkirakan tercemar air yang berasal dari septic tank sehingga tidak layak dikonsumsi.
"Jadi bisa dibayangkan, lubang septic tank paling dalam 2-3 meter sedangkan sumur mencapai 5-10 meter sehingga otomatis air septic tank bisa mencemari sumur," ungkapnya.
Menurut Said yang juga menjabat Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru itu, air PDAM jelas lebih sehat dan berkualitas karena sudah melalui pengolahan yang sesuai standar kesehatan.
"Sumber air bakunya berasal dari air di saluran irigasi sehingga lebih bersih dan sehat, kemudian diolah lagi sesuai standar kesehatan sebelum disalurkan ke pelanggan," ucapnya.
Ditekankan, imbauan agar memakai air ledeng untuk kepentingan jangka panjang karena jika sudah masuk musim kemarau maka sumur-sumur mengalami kekeringan sehingga menyulitkan warga.
"Setiap musim kemarau dipastikan sumur-sumur kering, tetapi air ledeng yang disalurkan PDAM tetap normal sehingga pemasangan sambungan PDAM untuk jangka panjang," ujarnya.
Dikatakan, PDAM Intan Banjar akan terus meningkatkan cakupan layanan bagi pelanggan dengan membanyak jaringan pipa ke wilayah yang banyak kawasan permukiman.
"Penambahan jaringan pipa wilayah permukiman terus dilakukan, termasuk jaringan pipa menuju kawasan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin disiapkan dengan diameter besar," kata dia.
Ditambahkan, jumlah pelanggan PDAM Intan Banjar baik yang tersebar di Banjarbaru maupun Kabupaten Banjar mencapai 75 ribu yang mayoritas berada di wilayah Banjarbaru.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Air PDAM lebih sehat dan berkualitas karena sebelum didistribusikan kepada pelanggan diolah terlebih dahulu," ujar Sekretaris Dewan Pengawas PDAM Intan Banjar Said Abdullah di Martapura, Senin.
Ia mengatakan, imbauan bagi warga dua daerah bertetangga itu karena masih cukup banyak yang memakai air sumur sebagai air baku yang digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari.
Dijelaskan, air sumur yang merupakan air permukaan dengan kedalam sekitar 5-10 meter diperkirakan tercemar air yang berasal dari septic tank sehingga tidak layak dikonsumsi.
"Jadi bisa dibayangkan, lubang septic tank paling dalam 2-3 meter sedangkan sumur mencapai 5-10 meter sehingga otomatis air septic tank bisa mencemari sumur," ungkapnya.
Menurut Said yang juga menjabat Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru itu, air PDAM jelas lebih sehat dan berkualitas karena sudah melalui pengolahan yang sesuai standar kesehatan.
"Sumber air bakunya berasal dari air di saluran irigasi sehingga lebih bersih dan sehat, kemudian diolah lagi sesuai standar kesehatan sebelum disalurkan ke pelanggan," ucapnya.
Ditekankan, imbauan agar memakai air ledeng untuk kepentingan jangka panjang karena jika sudah masuk musim kemarau maka sumur-sumur mengalami kekeringan sehingga menyulitkan warga.
"Setiap musim kemarau dipastikan sumur-sumur kering, tetapi air ledeng yang disalurkan PDAM tetap normal sehingga pemasangan sambungan PDAM untuk jangka panjang," ujarnya.
Dikatakan, PDAM Intan Banjar akan terus meningkatkan cakupan layanan bagi pelanggan dengan membanyak jaringan pipa ke wilayah yang banyak kawasan permukiman.
"Penambahan jaringan pipa wilayah permukiman terus dilakukan, termasuk jaringan pipa menuju kawasan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin disiapkan dengan diameter besar," kata dia.
Ditambahkan, jumlah pelanggan PDAM Intan Banjar baik yang tersebar di Banjarbaru maupun Kabupaten Banjar mencapai 75 ribu yang mayoritas berada di wilayah Banjarbaru.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018