Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Kapal Angkatan Laut (KAL) Kelambau milik Pangkalan TNI Angkatan Laut Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengevakuasi korban selamat kapal nelayan Jawa Tengah yang tenggelam di perbatasan Kotabaru dengan Sulawesi Barat.
"KAL Kelambau mendapat perintah Komandan Lanal Kotabaru untuk melaksanakan operasi SAR ke lokasi kejadian di sebelah barat Pulau Masalima," kata Komandan KAL Kelambau Kapten Laut (P) Dwi Sulistyo, Selasa.
Dia menjelaskan, Senin (13/11) dinihari, KM Makmur Rejeki yang merupakan kapal nelayan asal Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terbalik saat menangkap ikan di perairan Pulau Masalima.
Secara administratif wilayah itu masuk Sulawesi Barat, namun jarak tempuhnya lebih dekat dari Kotabaru.
"Sampai di sana kami bertemu KM Rudi Putra, kapal nelayan yang pertama mengevakuasi para korban," kata Dwi.
Saat berangkat dari Pati pada 12 hari yang lalu, KM Makmur Rejeki membawa 25 orang ABK. Sebanyak 18 orang ABK selamat dalam musibah ini, sementara satu orang tewas akibat tenggelam dan enam orang lainnya hilang.
ABK selamat yang berada di KM Rudi Putra beserta jenazah satu orang ABK yang meninggal dievakuasi ke KAL Kelambau dan selanjutnya dibawa ke Kotabaru. Mereka kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Nakhoda KM Makmur Rejeki Rasulin menceritakan musibah itu terjadi saat para ABK sedang bekerja. Di tengah-tengah menarik jaring yang penuh ikan, tanpa aba-aba kapal bertonase 58 GT itu miring dan dalam sekejap terbalik.
Tidak ada angin, tidak ada gelombang, bocor tidak juga. Waktu menarik jaring, miring, langsung terbalik, tuturnya.
Anehnya beban kapal berada di sisi kanan, namun kapal justru terbalik ke sebelah kiri. Seluruh ABK yang tercebur menyelamatkan diri masing-masing dengan mencari pelampung, kemudian naik ke badan kapal yang timbul. Berbekal galon air mineral, Rasulin berenang mencari pertolongan.
"Saya berenang perkiraan selama dua jam, ada satu mil jauhnya," tuturnya.
Usai menjalani pemeriksaan kesehatan, para korban selamat kini ditampung di kantor pos SAR Kotabaru. Para ABK itu tengah menunggu kapal yang rencananya akan dikirim juragan mereka dari Pati untuk menjemput ke Kotabaru.
Sementara itu, enam orang ABK KM Makmur Rejeki yang hilang belum diketahui nasibnya. Tim SAR gabungan Basarnas, TNI AL, dan polisi perairan masih mengupayakan pencarian.
Koordinator Pos SAR Kotabaru Teguh Prasetyo mengatakan para korban diduga sudah hanyut terbawa arus, karena pencarian yang dilakukan rekan-rekan korban di sekitar kapal setelah kejadian tak menemukan apapun.
"Beberapa personel kita sudah di sana bergabung dengan Angkatan Laut dan Polair. Penyisiran masih di sekitar lokasi, mungkin akan menyebar sedikit kira-kira lima mil dari TKM," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
"KAL Kelambau mendapat perintah Komandan Lanal Kotabaru untuk melaksanakan operasi SAR ke lokasi kejadian di sebelah barat Pulau Masalima," kata Komandan KAL Kelambau Kapten Laut (P) Dwi Sulistyo, Selasa.
Dia menjelaskan, Senin (13/11) dinihari, KM Makmur Rejeki yang merupakan kapal nelayan asal Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terbalik saat menangkap ikan di perairan Pulau Masalima.
Secara administratif wilayah itu masuk Sulawesi Barat, namun jarak tempuhnya lebih dekat dari Kotabaru.
"Sampai di sana kami bertemu KM Rudi Putra, kapal nelayan yang pertama mengevakuasi para korban," kata Dwi.
Saat berangkat dari Pati pada 12 hari yang lalu, KM Makmur Rejeki membawa 25 orang ABK. Sebanyak 18 orang ABK selamat dalam musibah ini, sementara satu orang tewas akibat tenggelam dan enam orang lainnya hilang.
ABK selamat yang berada di KM Rudi Putra beserta jenazah satu orang ABK yang meninggal dievakuasi ke KAL Kelambau dan selanjutnya dibawa ke Kotabaru. Mereka kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Nakhoda KM Makmur Rejeki Rasulin menceritakan musibah itu terjadi saat para ABK sedang bekerja. Di tengah-tengah menarik jaring yang penuh ikan, tanpa aba-aba kapal bertonase 58 GT itu miring dan dalam sekejap terbalik.
Tidak ada angin, tidak ada gelombang, bocor tidak juga. Waktu menarik jaring, miring, langsung terbalik, tuturnya.
Anehnya beban kapal berada di sisi kanan, namun kapal justru terbalik ke sebelah kiri. Seluruh ABK yang tercebur menyelamatkan diri masing-masing dengan mencari pelampung, kemudian naik ke badan kapal yang timbul. Berbekal galon air mineral, Rasulin berenang mencari pertolongan.
"Saya berenang perkiraan selama dua jam, ada satu mil jauhnya," tuturnya.
Usai menjalani pemeriksaan kesehatan, para korban selamat kini ditampung di kantor pos SAR Kotabaru. Para ABK itu tengah menunggu kapal yang rencananya akan dikirim juragan mereka dari Pati untuk menjemput ke Kotabaru.
Sementara itu, enam orang ABK KM Makmur Rejeki yang hilang belum diketahui nasibnya. Tim SAR gabungan Basarnas, TNI AL, dan polisi perairan masih mengupayakan pencarian.
Koordinator Pos SAR Kotabaru Teguh Prasetyo mengatakan para korban diduga sudah hanyut terbawa arus, karena pencarian yang dilakukan rekan-rekan korban di sekitar kapal setelah kejadian tak menemukan apapun.
"Beberapa personel kita sudah di sana bergabung dengan Angkatan Laut dan Polair. Penyisiran masih di sekitar lokasi, mungkin akan menyebar sedikit kira-kira lima mil dari TKM," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017