Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menghapus tiga dari 42 cagar budaya di Provinsi Kalimantan Selatan yang tersebar pada 13 kabupaten/kota.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Selatan Ahmad Subakti mengemukakan itu usai rapat kerja bersama Komisi IV Bidang Kesra DPRD Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Kamis.

Cagar budaya yang mengalami penghapusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut yaitu makam Datuk Ambulung di Sungai Batang-Martapura (sekitar 40 kilometer utara Banjarmasin), Kabupaten Banjar.

Kemudian, makam Datuk Sanggul atau Abdussamad Al Palembangi di Tatakan Kabupaten Tapin (sekitar 109 kilometer utara Banjarmasin), serta makam Tumpang Talu Kandangan (135 kilometer utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

"Alasan penghapusan sebagai cagar budaya terhadap tiga makam karamah/wali Allah tersebut karena rancang bangun (desain) makam itu diubah dari aslinya atau keadaan semula/asal," ujar Paman Anang (panggilan Ahmad Subakti).

Namun Paman Anang yang merupakan saudara ipar Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor itu tidak merinci perubahan desain ketiga makam tersebut dengan alasan belum banyak mengetahui, karena baru 24 jam menjabat Kabid Kebudayaan.

Permasalahan yang muncul dengan penghapusan sebagai cagar budaya, lanjut mantan guru yang pernah mencalon Bupati Barito Kuala (Batola), Kalsel itu, petugas/penjaganya tidak lagi mendapatkan insentif sebesar Rp1,5 juta perbulanbulan dari pemerintah pusat/Kemendikbud.

Selain itu, tidak lagi mendapatkan anggaran untuk pemeliharaan/renovasi cagar budaya tersebut dari pemerintah pusat/Kemendikbud.

Pada kesempatan terpisah, anggota Komisi IV DPRD Kalsel KH Abdul Syukur Al Hamidy menyayangkan dihapusnya tiga makam wali Allah tersebut sebagai cagar budaya.

"Walau hapus sebagai cagar budaya, tetapi tidak menghilangkan makna sebagai objek wisata religi yang juga banyak tersebar di Kalsel," ujar wakil rakyat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

Makam wali-wali Allah yang selama ini menjadi tujuan wisata regili/ziarah antara lain Makam Maulana Syekh Mohammad Arsyad Al Banjary atau Datuk Kelampayan-Martapura Kabupaten Banjar dan Masjid Al Karamah Banua Halat Kabupaten Tapin.

Kemudian Makam Datuk Taniran Kandangan HSS, Makam Syekh Mohammad Nafis di Kelua Kabupaten Tabalong dekat perbatasan dengan Kabupaten Barito Timur (Bartim), Kalimantan Tengah (Kalteng).

Datuk Kelampayan dengan karyanya terkenal kitab kuning "Sabilal Muhtadin" sebuah rujukan hukum fikih (fik) dan Syekh Moh Nafis dengan karyanya kitab kuning "Durun Nafis" sebuah ilmu tasauf, keduanya terkenal hingga negeri jiran seperti Malaysia.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017