Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas menerapkan gaya kepemimpinan tipe kolaborasi dan afiliasi, serta tak berjarak pada instansi yang dipimpin.

“Kalau kita bicara soal kepemimpinan, ada berbagai macam tipikal. Tapi buat Kemenkum adalah sebuah kepemimpinan yang kolaboratif. Jadi harus open afiliasi. Sehingga kita tidak menemukan sebuah tipe kepemimpinan yang satu arah,” kata Supratman melalui keterangan tertulis Kemenkum Provinsi Kalsel di Banjarmasin, Minggu.

Baca juga: 47 delegasi Kemenkum Kalsel ikuti pelatihan paralegal nasional

Semua level manajemen dari atas sampai bawah (top-down) maupun dari bawah ke atas (bottom-up), lanjut Menkum, masing-masing mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi keberhasilan sebuah institusi negara.

“Keberhasilan seorang menteri, wakil menteri, tanpa didukung oleh seluruh pejabat baik struktural maupun fungsional, nggak ada apa-apanya,” ucap Supratman.

Menteri berusia 56 tahun ini lebih suka memanggil dan menyapa para jajarannya dengan sebutan ‘Teman-Teman’, karena itu adalah manifestasi dari sebuah kepemimpinan yang afiliatif, yaitu kepemimpinan membangun ikatan emosional dan keharmonisan.

“Saya tidak ingin menciptakan jarak di antara Bapak/Ibu. Tidak. Karena saya sadar sepenuhnya bahwa dengan kebersamaan, kita dapat mencapai harapan dan cita-cita dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengejar ketertinggalan Indonesia. Kita bukan lagi berjalan, tetapi harus berlari bersama,” ucapnya.

Selama menjabat sebagai Menkum, Supratman yang akrab disapa Bang Maman ini merasa sangat senang dapat bekerja sama dengan segenap jajaran yang ada.

Baca juga: Kemenkum Kalsel dan Kanwil DJPb perkuat sinergi pengelolaan anggaran

“Dalam sebuah kolaborasi yang luar biasa bersama Teman-Teman semua, karena bahwa saya menemukan keluarga saya di sini. Bapak/Ibu adalah keluarga saya. Bahkan setiap saat, semua laporan kegiatan saya baca di grup-grup komunikasi yang kita miliki,” katanya.

Supratman menyadari bahwa Kemenkum merupakan sebuah kementerian yang sangat strategis. Dimana kolaborasi di antara seluruh pegawai, adalah hal yang paling utama dilakukan untuk merekatkan persaudaraan.

“Itu (persaudaraan) dulu yang penting. Kalau kita sudah merasa sebagai satu bagian keluarga, mengakomodasi semua kepentingan yang berbeda-beda di tiap kepala kita ini akan jauh lebih mudah merajut,” tutur lulusan dari Universitas Muslim Indonesia ini.

“Sehingga, kalau ada yang berhasil, saya pasti akan memberi apresiasi. Tetapi kalau ada yang gagal, saya juga umumkan tapi kita komunikasikan, supaya ada rasa memiliki yang tinggi, supaya ada rasa kebersamaan di antara kita,” tuturnya.

Kakanwil Kemenkum Kalsel, Nuryanti Widyastuti, yang turut mengikuti kegiatan tersebut, akan mengimplementasikan arahan Menkum, bahwa pendekatan kepemimpinan yang kolaboratif dan afiliatif sangat penting dalam menjalankan tugas di Kementerian Hukum.

“Apa yang disampaikan oleh Bapak Menteri sangat menginspirasi kami di daerah. Kepemimpinan yang tanpa jarak ini memberikan semangat bagi kami untuk terus bekerja dengan rasa memiliki yang tinggi. Dengan kolaborasi yang baik, kami yakin bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Nuryanti.

Baca juga: Kemenkum dan Pemkab Tapin sinergi pemajuan kekayaan intelektual

 

Pewarta: Firman

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025