Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menargetkan pendapatan asli Daerah (PAD) sebesar Rp9 miliar dari penarikan retribusi sewa lapak, toko dan lainnya di pasar.
 
"Target Rp9 miliar dari retribusi pasar ini disepakati pada APBD 2025," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin Ichrom Muftezar di Banjarmasin, Kamis.
 
Menurut dia, target pendapatan yang dirancang pada APBD 2025 dari perolehan retribusi pasar ini naik dari tahun ini.
 
"Tahun ini target pendapatan dari pemungutan retribusi pasar sebesar Rp8,5 miliar," ujarnya.
 
Tezar, panggilan akrabnya, menyampaikan, Pemkot menarik retribusi dari pedagang atas sewa lapak dan toko berada di 27 pasar yang merupakan aset pemerintah kota.
 
"Untuk realisasi pemungutan retribusi pasar sudah mencapai 74 persen dari target Rp8,5 miliar tersebut hingga Oktober ini," ucapnya.
 
Dia pun optimis, target tercapai dengan strategi yang pihaknya lakukan untuk menertibkan pedagang yang suka menunggak pembayaran retribusi sewa lapak dan toko.
 
"Bahkan langkah tegas kita dengan menyegel lapak dan toko karena pedagang menunggak pembayaran retribusi cukup lama," ujarnya.
 
Setelah sebelumnya dilakukan upaya komunikasi yang intensif bahkan "hati ke hati" agar seluruh pedagang yang menempati aset Pemkot Banjarmasin agar tepat waktu membayar retribusi.
 
Dijelaskan Tezar, pembayaran retribusi sesuai lawasan tempat yang digunakan, dengan klasifikasi kelas A itu sebesar Rp8 ribu dengan perkalian panjang dan tinggi per meternya, kelas B sebesar Rp5 ribu, kelas C sebesar Rp4 ribu dan kelas D Rp3 ribu.
 
"Kalau pasar-pasar yang kecil itu paling sekitar Rp90-100 ribu perbulannya," ucap Tezar.
 
Terkecuali toko yang disewa di depan jalan protokol, hingga ada harga khususnya, namun juga terbilang tidak begitu besar.
 
Tezar mengakui saat ini jual beli di pasar, khusus pasar tradisional cukup mengalami pukulan dengan makin majunya toko online, hingga pihaknya meminta para pedagang di sana juga melakukan inovasi perdagangan seperti itu.
 
"Tapi kalau dilihat kondisi saat ini, aktivitas di pasar tradisional masih bisa bertahan," ujarnya.

 

Pewarta: Sukarli

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024