Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengajarkan sejumlah pelajar sekolah menengah pertama (SMP) atau remaja tentang cara memproduksi motif pada kain batik khas Banjar Sasirangan.
Kepala UPTD Museum Lambung Mangkurat M Taufik Akbar di Banjarbaru, Jumat mengatakan, kegiatan tersebut untuk memperkenalkan dan mengedukasi sejak dini mengenai cara membuat motif kain tradisional asal Kalsel.
Baca juga: Kalsel: 276 orang ikuti tradisi "Baayun Maulud"
"Kain Sasirangan merupakan salah satu warisan budaya yang kita miliki dan harus dilestarikan," ucap Taufik.
Dia menerangkan edukasi dini memproduksi motif Sasirangan tersebut merupakan rangkaian Festival Gerbang Nusantara selama empat hari 1-4 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Akbar menuturkan belajar bersama kali ini mengundang 63 pelajar dari SMP IT Robbani Kota Banjarbaru didampingi Sukini seorang guru SMKN 1 Banjarbaru jurusan Tekstil untuk menyampaikan materi dan praktek memproduksi motif Kain Sasirangan.
"Berbagai materi yang diberikan mulai dari tata cara pembuatan motif, menjahit hingga tahap akhir pewarnaan pada kain Sasirangan, agar mengetahui bagaimana proses pembuatan kain tradisional," tutur Taufik.
Baca juga: Kalsel gelar pameran temporer "Kain Khas Nusantara"
Sebelumnya, UPTD Museum Lambung Mangkurat menyediakan 8.000 porsi makanan terdiri dari 5.000 porsi kue tradisional dan 3.000 porsi makanan berat pada rangkaian Festival Gerbang Nusantara dan tradisi "Baayun Maulud" tersebut.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor pun sempat menyantap kue tradisional dan makanan khas Banjar yang diperuntukkan bagi pengunjung Festival Gerbang Nusantara tersebut.
"Banyak olahan makanan berat hingga kue tradisional yang disajikan kali ini untuk masyarakat memeriahkan kegiatan Festival Gerbang Nusantara dan Baayun Maulud," tutur Sahbirin.
Baca juga: Disdikbud Kalsel pamerkan koleksi Museum Wasaka di Surabaya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Kepala UPTD Museum Lambung Mangkurat M Taufik Akbar di Banjarbaru, Jumat mengatakan, kegiatan tersebut untuk memperkenalkan dan mengedukasi sejak dini mengenai cara membuat motif kain tradisional asal Kalsel.
Baca juga: Kalsel: 276 orang ikuti tradisi "Baayun Maulud"
"Kain Sasirangan merupakan salah satu warisan budaya yang kita miliki dan harus dilestarikan," ucap Taufik.
Dia menerangkan edukasi dini memproduksi motif Sasirangan tersebut merupakan rangkaian Festival Gerbang Nusantara selama empat hari 1-4 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Akbar menuturkan belajar bersama kali ini mengundang 63 pelajar dari SMP IT Robbani Kota Banjarbaru didampingi Sukini seorang guru SMKN 1 Banjarbaru jurusan Tekstil untuk menyampaikan materi dan praktek memproduksi motif Kain Sasirangan.
"Berbagai materi yang diberikan mulai dari tata cara pembuatan motif, menjahit hingga tahap akhir pewarnaan pada kain Sasirangan, agar mengetahui bagaimana proses pembuatan kain tradisional," tutur Taufik.
Baca juga: Kalsel gelar pameran temporer "Kain Khas Nusantara"
Sebelumnya, UPTD Museum Lambung Mangkurat menyediakan 8.000 porsi makanan terdiri dari 5.000 porsi kue tradisional dan 3.000 porsi makanan berat pada rangkaian Festival Gerbang Nusantara dan tradisi "Baayun Maulud" tersebut.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor pun sempat menyantap kue tradisional dan makanan khas Banjar yang diperuntukkan bagi pengunjung Festival Gerbang Nusantara tersebut.
"Banyak olahan makanan berat hingga kue tradisional yang disajikan kali ini untuk masyarakat memeriahkan kegiatan Festival Gerbang Nusantara dan Baayun Maulud," tutur Sahbirin.
Baca juga: Disdikbud Kalsel pamerkan koleksi Museum Wasaka di Surabaya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024