Banjarbaru,  (Antaranews Kalsel) - Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Selatan bulan Januari 2017 tercatat 98,24 atau naik 0,40 persen jika dibandingkan nilai tukar petani bulan Desember 2016 yang mencapai 97,84.

Kepala Badan Pusat Statisik Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Jumat mengatakan, kenaikkan NTP akibat indeks harga hasil produksi pertanian lebih besar dibanding harga barang/jasa.

"Kenaikkan disebabkan indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen dibanding indeks yang dibayar petani yakni sebesar 0,43 persen," ujarnya.

Ia mengatakan, jika dilihat masing-masing subsektor maka empat subsektor pertanian mengalami kenaikan dan satu subsektor pertanian lainnya mengalami penurunan nilai tukar.

Subsektor mengalami kenaikkan yakni subsektor tanaman pangan 0,60 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,72 persen, peternakan 0,23 persen dan perikanan 0,02 persen.

"Satu subsektor yang mengalami penurunan nilai tukar adalah holtikultura sebesar 0,17 persen. Sebelumnya, nilai tukar subsektor holtikultura mencapai 0,69 persen," ucapnya.

Menurut dia, kenaikan subsektor tanaman pangan disebabkan kenaikkan indeks harga kelompok padi sebesar 1,30 persen, sedangkan palawija mengalami penurunan 0,96 persen.

Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan disebabkan naiknya harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat khususnya karet dan kelapa sawit.

Kenaikan subsektor peternakan karena naiknya indeks harga komoditas unggas sebesar 1,17 persen dan hasil ternak 0,02 persen, sedangkan harga komoditas ternak besar turun.

Subsektor perikanan yang naik 0,02 persen disebabkan indeks kelompok perikanan tangkap rata-rata naik 0,78 persen dan indeks kelompok budi daya ikan turun 0,45 persen.

Sedangkan penurunan subsektor holtikultura disebabkan naiknya harga komoditas kelompok sayur-sayuran 1,50 persen dan kelompok tanaman obat, sedangkan buah-buahan turun. 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017