Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Pandawan Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan pendampingan dalam penanganan anak stunting di wilayah binaan, pendampingan dilakukan selama enam bulan.
Koordinator Balai Penyuluhan KB Pandawan Norlaila Yuliyanti, di Barabai, Kamis, mengatakan program tersebut menjadi upaya penanganan stunting dari para penyuluh KB di Kecamatan Pandawan.
"Kita membuat program sebagai bapak bunda asuh anak stunting, sebagai salah satu penanganan stunting selama enam bulan," katanya dalam keterangan, mengutip pers rilis Balai Penyuluhan KB Pandawan.
Baca juga: Pemkab HST canangkan "B2SA Goes to School" cegah stunting
Dijelaskan dia, program ini juga dipantau kader KB, bidan, kepala desa setempat, ketua pkk desa, pendamping desa yang ada di Desa Masiraan, Kecamatan Pandawan, dan untuk menunjang pendampingan tersebut dilakukan dengan dana swadaya dari para penyuluh KB.
Dan saat ini untuk jumlah anak yang dibantu dengan program anak asuh stunting memang masih terbatas disamping dana swadaya juga masih terbatas, namun tidak mengurangi semangat bersama dalam usaha menurunkan angka stunting, khususnya di Kecamatan Pandawan.
"Anak yang dibantu memang tidak langsung drastis menunjukkan perkembangan, baik dari segi tinggi badannya dan lainnya," ungkapnya.
Dalam periode selama enam bulan nantinya akan ada perkembangan, dengan ditandai anak lebih sehat berat badan meningkat dan tinggi badan juga naik walaupun tidak drastis.
Baca juga: Bupati HST minta kader posyandu perbanyak inovasi turunkan stunting
Pihaknya pun mengingatkan agar masyarakat dapat mengenali penyebab dan ciri-ciri terjadinya stunting pada anak, sehingga dapat dilakukan penangan yang tepat.
Adapun ciri-ciri anak mengalami stunting antara lain, tumbuh kembang lambat, wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, berat badan tidak naik bahkan cenderung turun, kemampuan fokus dan memori belajar kurang.
"Anak stunting juga bisa dikenali dengan ciri anak cenderung lebih pendiam, pertumbuhan gigi melambat, bagi anak perempuan dalam jangan panjang berpotensi telat menstruasi pertama, serta anak jadi lebih mudah terserang penyakit," terangnya.
Baca juga: Pemkab HST perkuat kesadaran pola makan pelajar guna cegah stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Koordinator Balai Penyuluhan KB Pandawan Norlaila Yuliyanti, di Barabai, Kamis, mengatakan program tersebut menjadi upaya penanganan stunting dari para penyuluh KB di Kecamatan Pandawan.
"Kita membuat program sebagai bapak bunda asuh anak stunting, sebagai salah satu penanganan stunting selama enam bulan," katanya dalam keterangan, mengutip pers rilis Balai Penyuluhan KB Pandawan.
Baca juga: Pemkab HST canangkan "B2SA Goes to School" cegah stunting
Dijelaskan dia, program ini juga dipantau kader KB, bidan, kepala desa setempat, ketua pkk desa, pendamping desa yang ada di Desa Masiraan, Kecamatan Pandawan, dan untuk menunjang pendampingan tersebut dilakukan dengan dana swadaya dari para penyuluh KB.
Dan saat ini untuk jumlah anak yang dibantu dengan program anak asuh stunting memang masih terbatas disamping dana swadaya juga masih terbatas, namun tidak mengurangi semangat bersama dalam usaha menurunkan angka stunting, khususnya di Kecamatan Pandawan.
"Anak yang dibantu memang tidak langsung drastis menunjukkan perkembangan, baik dari segi tinggi badannya dan lainnya," ungkapnya.
Dalam periode selama enam bulan nantinya akan ada perkembangan, dengan ditandai anak lebih sehat berat badan meningkat dan tinggi badan juga naik walaupun tidak drastis.
Baca juga: Bupati HST minta kader posyandu perbanyak inovasi turunkan stunting
Pihaknya pun mengingatkan agar masyarakat dapat mengenali penyebab dan ciri-ciri terjadinya stunting pada anak, sehingga dapat dilakukan penangan yang tepat.
Adapun ciri-ciri anak mengalami stunting antara lain, tumbuh kembang lambat, wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, berat badan tidak naik bahkan cenderung turun, kemampuan fokus dan memori belajar kurang.
"Anak stunting juga bisa dikenali dengan ciri anak cenderung lebih pendiam, pertumbuhan gigi melambat, bagi anak perempuan dalam jangan panjang berpotensi telat menstruasi pertama, serta anak jadi lebih mudah terserang penyakit," terangnya.
Baca juga: Pemkab HST perkuat kesadaran pola makan pelajar guna cegah stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024