Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Anggota Komisi III bidang pembangunan dan infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan Misri Syarkawie berpendapat, perlu keterbukaan dalam perencanaan pembangunan Pelabuhan Swarangan di Kabupaten Tanah Laut, yang berada di wilayah timur provinsi tersebut.


"Dengan keterbukaan tersebut, kita harapkan segala permasalahan bisa terselesaikan dalam pembangunan Pelabuhan Swarangan di Tanah Laut (Tala) itu," ujarnya menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Rabu.

Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel VII/Kota Banjarbaru dan Tala itu, pembangunan sarana dan prasarana perhubungan laut di Swarangan (sekitar 140 kilometer timur Banjarmasin) kurang terbuka.

Oleh karena kurang terbuka, sehingga sulit melakukan kontrol atau partisipasi korektif terhadap pembangunan Pelabuhan Swarangan yang akan menjadi pelabuhan samudera tersebut, tutur mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Tala itu.

"Bahkan Komisi III DPRD Kalsel yang juga membidangi perhubungan belum bisa mengungkap permasalahan mendasar yang menyebabkan pembangunan Pelabuhan Swarangan itu terhenti," ujar alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin tersebut.

Padahal Komisi III DPRD Kalsel bukan cuma sekedar menaruh perhatian, tapi menanggapi positif terhadap rencana pembangunan Pelabuhan Swarangan, terlebih wilayah timur provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut akan menjadi kawasan ekonomi khusus.

Mengenai permasalahan lahan yang belum selesai sehingga pembangunan Pelabuhan Swarangan terhenti, Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel bergelar dokterandus itu memperkirakan, hal tersebut mungkin hanya salah satu masalah yang memerlukan perhatian lebih serius.

Mantan Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kalimantan itu menyayangkan atas terhentinya pembangunan Pelabuhan Swarangan yang sudah menggunakan anggaran puluhan miliar rupiah, terlebih lagi kalau sampai gagal.

"Kita berharap pembangunan Pelabuhan Swarangan yang menyatu dengan Laut Jawa (Laut Indonesia) itu tetap berlanjut. Karena keberadaan sarana dan persarana perhubungan laut itu bisa mendatangkan banyak keuntungan," demikian Misri Syarkawie.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016