PT. PLN (Persero) mencatat pendapatan tumbuh secara signifikan menjadi Rp487,38 triliun atau bertambah 10,48 persen pada 2023 dibanding tahun sebelumnya sehingga menopang peningkatan laba perusahaan.
 
Keterangan tertulis dari PT PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarbaru, Kamis, menyebutkan PLN di bawah kepemimpinan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo telah membukukan keuntungan terbesar dalam sejarah perseroan dengan meraih laba bersih sebesar Rp22,07 triliun pada  2023, sekaligus mencetak "hattrick" rekor laba bersih selama tiga tahun berturut-turut sejak 2021.

Baca juga: PLN kembali raih kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah 2023
 
"Capaian ini merupakan buah manis dari konsistensi transformasi yang dilakukan PLN dalam tiga tahun terakhir. Kami berhasil mengubah cara pandang dalam memberikan layanan kepada pelanggan dan dulu berorientasi pada supply pasokan listrik, sekarang berorientasi pada demand dan kepuasan pelanggan," ucap Darmawan.
 
Darmawan menyebutkan pendapatan terbesar diperoleh dari pertumbuhan penjualan listrik sebesar 5,36 persen, dari 273,76 Terra Watt hour (TWh) pada 2022 menjadi 288,44 TWh pada 2023 hingga membuat pendapatan dari penjualan tenaga listrik selama 2023 mencapai Rp333,19 triliun atau meningkat Rp22,13 triliun dibanding 2022.
 
"Kami tidak lagi sekadar menunggu, tapi sekarang kami turun langsung melihat kebutuhan pelanggan dan memastikan PLN siap memenuhi setiap kebutuhan pelanggan di seluruh wilayah Indonesia," ucapnya.
 
Darmawan menuturkan penjualan listrik tertinggi diperoleh dari sektor bisnis dan industri mencapai 145,70 TWh atau meningkat 6,69 TWh dibanding 2022, kemudian sektor rumah tangga mencapai 122,34 TWh atau meningkat 6,24 TWh dibanding 2022 dan sektor lainnya mencapai 20,4 TWh atau meningkat 1,75 TWh dibanding tahun 2022.

Baca juga: PLN "terangi" 3.217 desa di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
 
Dijelaskan Darmawan, pertumbuhan penjualan listrik tidak lepas dari innovative marketing yang dijalankan oleh perseroan melalui strategi intensifikasi, PLN hadir memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik.
 
PLN terus menghadirkan program promo biaya tambah daya untuk memudahkan pelanggan yang ingin meningkatkan penggunaan listrik yang produktif dan menghadirkan program akuisisi captive power yang mengajak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN.
 
"Langkah PLN dari seluruh strategi intensifikasi yang dijalankan berhasil menambah penjualan sebesar 9,99 TWh dan kami lakukan digitalisasi di setiap proses bisnis, mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga layanan pelanggan sehingga membuat listrik semakin andal, dan pelaku usaha semakin yakin dalam menggunakan listrik PLN yang lebih andal dan efisien," tutur Darmawan.

Baca juga: PLN sukses kawal kelistrikan tanpa kedip pada KTT WWF ke-10 di Bali
 
"Electrifying agriculture" dengan menggunakan lampu pada malam hari untuk meminimalisir hama yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman sekaligus menjadi matahari buatan mempercepat pertumbuhan tanaman pada kebun petani bawang di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. (ANTARA/HO-PLN UID Kalselteng)

Sementara, melalui strategi ekstensifikasi, PLN menciptakan demand listrik baru yang merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air dan melalui strategi itu PLN berhasil meningkatkan penjualan listrik perseroan sebesar 4,68 TWh.
 
“Model layanan yang sebelumnya pasif, statis dan kaku, kami ubah menjadi model bisnis yang aktif, dinamis, dan agile," kata Darmawan.
 
Lewat strategi ekstensifikasi, PLN terus menghadirkan inovasi layanan melalui program electrifying agriculture dan electrifying marine dan sampai dengan Desember 2023 PLN telah menyambung listrik bagi pelaku usaha bidang agrikultur dan kelautan, total daya terpasang ini sebesar 317 Megavolt Ampere (MVA) dan konsumsi listrik sebesar 153,59 Giga Watt hour (GWh).
 
"Kami ingin listrik terus menjadi jantungnya pertumbuhan ekonomi masyarakat dan mendorong pelaku usaha di sektor agrikultur melakukan inovasi teknologi berbasis listrik agar lebih modern sehingga membuat produktivitas meningkat signifikan dibanding menggunakan energi fosil," ungkap Darmawan.

Baca juga: PLN ajak komunitas global kolaborasi pendanaan transisi energi
 
Dikatakan, PLN juga aktif mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik dimana sepanjang tahun 2023 jumlah "home charging" telah mencapai sebanyak 9.393 unit, meningkat lebih dari 10 kali lipat dari tahun 2022. 
 
Sementara jumlah SPKLU mencapai 624 unit, meningkat lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2022, penambahan infrastruktur itu membuat konsumsi daya kendaraan listrik mencapai 5.401 MWh, meningkat lebih dari 5 kali lipat dibanding tahun 2022. 
 
Percepatan penyambungan pelanggan yang dilakukan PLN juga sangat berdampak terhadap peningkatan penjualan di tahun 2023 dan sepanjang tahun 2023, PLN telah berhasil menambah 3,5 juta sambungan pelanggan baru.
 
"Kami terus memperbaiki proses bisnis layanan secara end to end dan langkah itu merupakan komitmen PLN untuk meningkatkan kepuasan pelanggan," sebut Darmawan.

Baca juga: Institut Teknologi PLN bersama Aperti BUMN buka program beasiswa nasional bagi lulusan SMA
 
Ditambahkan, peningkatan pendapatan diraih bukan hanya dari penjualan tenaga listrik, melainkan juga dari pengembangan usaha di luar sektor ketenagalistrikan atau beyond kWh, antara lain penyediaan energi primer untuk pembangkit swasta, jasa jaringan telekomunikasi, pemeliharaan infrastruktur kelistrikan, penyewaan peralatan dan infrastruktur kelistrikan, hingga layanan kajian proyek kelistrikan untuk badan usaha lain.
 
"Cara pandang pengembangan bisnis yang dulunya stagnan dan backward looking menjadi lebih ekspansif, dinamis, dan forward looking. Sepanjang tahun 2023, bisnis beyond kWh telah sukses menyumbang pendapatan sebesar Rp10,27 triliun, melonjak naik 52,57 persen dibanding 2022 sebesar Rp6,73 triliun," katanya.
 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024