PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah berhasil memasang sambungan listrik hingga "menerangi" sebanyak 3.217 desa dan kelurahan tersebar pada dua provinsi bertetangga yang dilayani perusahaan listrik milik negara itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
General Manager PT PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin di Kota Banjarbaru, Ahad mengatakan, persentase desa maupun kelurahan yang sudah dilistriki PLN sebesar 99,25 persen di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah mencapai 76,45 persen.
"Jumlah desa dan kelurahan yang sudah berlistrik di Kalsel hingga April 2024 sebanyak 2.001 desa dari 2.016 desa tersebar di 13 kabupaten dan kota dengan rasio desa 99,25 persen. Sedangkan di Kalteng sebanyak 1.201 dari 1.571 desa kelurahan pada 14 kabupaten dan kota dengan capaian rasio desa sebesar 76,45 persen," ujarnya.
Menurut Joharifin, hingga akhir triwulan III 2024, PLN UID Kalselteng telah menargetkan penyelesaian pembangunan terhadap infrastruktur kelistrikan pada 70 desa dan lima dusun baik di wilayah Kalimantan Selatan maupun Kalimantan Tengah.
Joharifin menuturkan, PLN UID Kalselteng terus berupaya untuk melakukan pembangunan beberapa desa yang belum berlistrik sehingga seluruh desa di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah 100 persen terlayani listrik PLN.
"Kami berharap melalui sinergi dan kolaborasi bersama seluruh pihak yang mendukung langkah maupun program yang telah disiapkan maka seluruh desa di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah akan segera terlistriki," ucap Joharifin.
Joharifin menyebut, pembangunan infrastruktur kelistrikan hingga ke pelosok tidak luput dari sinergitas dan kolaborasi seluruh pihak dan kesadaran pentingnya pemerataan energi listrik seluruh masyarakat memotivasi PLN dalam mewujudkan infrastruktur listrik desa.
Ditekankan Joharifin, dalam proses pembangunan infrastruktur listrik desa, PLN sering kali dihadapkan medan jalan yang sulit serta hutan yang lebat tetapi dengan semangat melistriki hingga pelosok negeri, semuanya bisa dilewati bersama.
"Pembangunan listrik hingga ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) adalah mandat pemerintah kepada PLN dalam hal pengamalan sila kelima Pancasila yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dengan pemerataan infrastruktur kelistrikan hingga pelosok, sehingga apapun tantangannya, PLN terus berkomitmen berupaya membangun infrastruktur listrik bagi seluruh masyarakat," kata Joharifin.
Keberhasilan PLN melistriki wilayah hingga pelosok desa mendapatkan apresiasi dari sejumlah pihak karena dinilai mampu melayani kebutuhan listrik sebagai kebutuhan utama dan menunjang aktivitas kehidupannya sekaligus penggerak roda ekonomi masyarakat dari perkotaan hingga pelosok negeri.
Seperti disampaikan Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan Muchlis yang menyebutkan listrik merupakan kebutuhan pokok masyarakat hingga di pedalaman hutan.
"Listrik adalah kebutuhan pokok dan kami mengapresiasi kinerja PLN yang sudah menyambung listrik hingga jauh ke tengah hutan seperti Desa Panaan, Kecamatan Tanah Ara, Tabalong. Sungguh luar biasa, masyarakat berbondong-bondong membeli peralatan listrik untuk kebutuhannya, sehingga terjadi peningkatan perputaran ekonomi di Kabupaten Tabalong," ujar Muchlis saat kunjungan kerja di PLN UID Kalselteng beberapa waktu lalu.
Senada, Bupati Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah Jaya Samaya Monong mengatakan listrik dapat mempermudah segala bentuk aktivitas masyarakat baik perkotaan hingga ke pelosok desa sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
"Listrik sangat penting bagi siapa pun karena mempermudah segala bentuk aktivitas dan meningkatkan perekonomian masyarakat," ucap Jaya saat peresmian penyalaan program Listrik Desa Tumbang Posu, Tumbang Maraya dan Lawang Kanji di Desa Maraya, Kecamatam Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas awal Mei 2024 lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024