Wali Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan Muhammad Aditya Mufti Ariffin sukses mewujudkan Banjarbaru daerah terendah angka stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi di provinsi setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Alhamdulillah, terima kasih untuk semua yang terlibat dan memberi kontribusi dalam upaya penurunan stunting di Banjarbaru. Semoga kita bisa lebih maksimalkan lagi pada tahun 2024," ujar Aditya di Banjarbaru, Kamis.
Baca juga: Wali Kota Aditya luncurkan program "Rabu Penting" cegah stunting
Baca juga: Wali Kota Aditya luncurkan program "Rabu Penting" cegah stunting
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan Kementerian Kesehatan RI mencatat Banjarbaru memiliki prevalensi stunting sebesar 12,4 persen pada 2023 sehingga menjadi daerah terendah se-Kalsel.
Posisi kedua terendah diduduki Kabupaten Hulu Sungai Tengah mencapai 13,0 persen dan Kabupaten Tapin sekitar 14,4 persen.
Menurut Aditya, jajaran Pemkot Banjarbaru bekerja keras menekan angka stunting yang menjadi masalah nasional tersebut dan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Aditya menyebutkan Pemkot Banjarbaru merancang sejumlah langkah mulai dari pendataan dilanjutkan program yang spesifik dan efektif guna menekan stunting sepanjang 2023 mencakup pemenuhan kebutuhan gizi, kebersihan hingga kelayakan tempat tinggal masyarakat Kota Banjarbaru.
Baca juga: Pemkot Banjarbaru maksimalkan peran posyandu cegah stunting
Baca juga: Pemkot Banjarbaru maksimalkan peran posyandu cegah stunting
"Program yang dijalankan sepanjang 2023 seperti pembagian susu, vitamin dan telur untuk anak-anak usia sekolah dasar, termasuk juga peningkatan kualitas lingkungan, perbaikan sanitasi, bedah rumah, dan lain-lain," ungkapnya.
Selain itu, Aditya mengakui Pemkot Banjarbaru turut melibatkan aksi gotong-royong warga sehingga kinerja aparatur semakin terdorong dengan informasi yang diberikan masyarakat secara langsung, sosial media, maupun aplikasi digital.
"Semua masalah terdeteksi dan ditindaklanjuti. Alhamdulillah berkat sinergi seluruh elemen masyarakat melalui rembuk stunting di tingkat kota, kecamatan, kelurahan, juga puskesmas, PKK, tiga pilar dan peran serta tokoh masyarakat, prevalensi stunting mencapai angka terendah di Kalsel," katanya.
Baca juga: DPRD minta kantor baru DP3AP2KB berperan aktif percepat turunkan stunting
Baca juga: DPRD minta kantor baru DP3AP2KB berperan aktif percepat turunkan stunting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024