Pemerintah Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan menyiapkan program penataan kawasan sentral Cabai Rawit Hiyung agar bisa menghindari ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dapat merugikan para petani.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin Triasmoro mengatakan penataan ruang ini perlu dilakukan mengingat Cabai Rawit Hiyung ini adalah komoditas tingkat nasional.

Baca juga: Distan Tapin siapkan saprodi bantu petani Rawit Hiyung terdampak karhutla

"Insya Allah direalisasikan 2024, kami prioritaskan," ujarnya di Rantau, Senin.

Penataan ruang tanam ini, kata Triasmoro, nantinya juga akan diikuti pembangunan infrastruktur dan sarana pendukung, baik untuk menunjang produktivitas pertanian maupun mitigasi bencana.

"Akan kita buat embung, uga sumur bor di kawasan sentra Cabai Rawit Hiyung ini," ujarnya.

Sebut Triasmoro, demi komoditas nasional ini pihaknya akan memberikan program penunjang yang maksimal agar pertumbuhan ekonomi Cabai Rawit Hiyung cerah di masa akan datang.

"Inikan komoditas nasional. Harus kita maksimalkan," ungkapnya.

Triasmoro mengungkapkan, program ini dilaksanakan berkaca dari peristiwa karhutla yang terjadi pada Agustus - September 2023 ini, banyak petani yang rugi karena terdampak.

"Kalau kebakaran kan, jalan tani itu perlu, pemadam kemarin kesulitan karena tak bisa lewat," ujarnya.

Baca juga: Nelangsa petani Cabai Rawit Hiyung dihantam karhutla

Seorang petani periksa tanaman Cabai Rawit Hiyung yang terdampak karhutla di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Sabtu (16/9/2023). ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah

Sepanjang Agustus sampai September ini, sudah ada 21.690 pohon Cabai Rawit Hiyung siap panen yang terdampak karhutla. Jika dihitung luas, setara lima hektare lahan. 

Dinas Pertanian dalam waktu dekat juga akan menyerahkan bantuan berupa sarana produksi (saprodi) kepada petani yang terdampak kebakaran, agar tetap semangat menanam cabai rawit terpedas di Indonesia ini.

Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi menyambut baik program yang akan direalisasikan oleh pemerintah daerah ini. Kata dia, hampir seluruh masyarakat di Desa Hiyung telah menggantungkan hidup dari tanaman cabai rawit yang tumbuh subur di ekosistem rawa ini.

"Khusus di Desa Hiyung saja, saat ini lahan produktif ada 116 hektare milik 11 kelompok tani," ujarnya.

Lahan seluas itu melibatkan 300 kepala keluarga (KK) setempat. Jika ditambah dengan 140 hektare lahan milik petani mandiri, maka totalnya ada 329 KK atau 99 persen penduduk Desa Hiyung mengandalkan tanaman cabai ini sebagai tumpuan ekonomi.

Baca juga: Pemkab Tapin janji bantu petani Rawit Hiyung terdampak karhutla

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023