Sejumlah pedagang pada beberapa pasar di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan,
seperti Pasar Lama Keramat Barabai, maupun Pasar Baru Plasa Murakata mengeluh sepi pembeli dan pendapatan menurun akibat marak penjualan daring (online).
Salah satu pedagang Udin di Pasar Lama Keramat Barabai, Minggu, mengatakan suasana pasar sepi dan lengang, padahal biasa ramai pembeli saat hari kerja.
"Memang jauh berbeda dari sebelum ada penjualan online, pendapatan kita rata-rata menurun, belum lagi pengeluaran lainnya, sewa toko atau bayar karyawan kalau kita tidak langsung jaga sendiri," ucap Udin.
Baca juga: Pasar khusus kerajinan jadi magnet pengunjung Pasar Barabai
Dijelaskan dia, penjualan online yang menawarkan harga barang di bawah rata-rata pasar konvensional berpengaruh pada minat pembeli, walaupun pembeli belum bisa membedakan barang dipesan dengan produk yang diterima konsumen.
Udin menuturkan konsumen yang belanja langsung ke pasar bisa memilih produk dan model, seperti baju atau celana sesuai ukuran dan keinginan serta terjadi tawar menawar harga.
Namun, konsumen yang membeli secara daring kebanyakan tergiur gambar produk yang ditampilkan dengan harga yang lebih rendah dibanding barang dijual di pasar tradisional.
Pedagang lain di Pasar Barabai Amat mengungkapkan penurunan pendapat mencapai 20 persen hingga 50 persen akibat penjualan melalui online tersebut.
"Saya dan istri sekarang tidak bisa tinggal diam saja di toko Pasar Barabai, kami saat ini juga berjualan di pasar tradisional yang ada di desa untuk menambah penghasilan dan menutupi pengeluaran," ujar Amat.
Baca juga: Harga minyak goreng di pasar Barabai masih mahal
Diungkapkan dia, saat ini pedagang tidak bisa mengandalkan atau menunggu produk laris dijual di pasar, karena modal persediaan barang jualan juga meminjam dari teman kerja sehingga harus memikirkan perputaran modal usaha.
Amat bersyukur saat penjualan menurun, namun masih ada pembeli (reseller) dan pelanggan yang datang ke toko untuk membeli.
"Ya kami juga sambil belajar untuk berjualan online karena memang zamannya sudah begini, dan lumayan tambahan pendapatan dari pesanan online walaupun masih tidak banyak," tandas Amat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
seperti Pasar Lama Keramat Barabai, maupun Pasar Baru Plasa Murakata mengeluh sepi pembeli dan pendapatan menurun akibat marak penjualan daring (online).
Salah satu pedagang Udin di Pasar Lama Keramat Barabai, Minggu, mengatakan suasana pasar sepi dan lengang, padahal biasa ramai pembeli saat hari kerja.
"Memang jauh berbeda dari sebelum ada penjualan online, pendapatan kita rata-rata menurun, belum lagi pengeluaran lainnya, sewa toko atau bayar karyawan kalau kita tidak langsung jaga sendiri," ucap Udin.
Baca juga: Pasar khusus kerajinan jadi magnet pengunjung Pasar Barabai
Dijelaskan dia, penjualan online yang menawarkan harga barang di bawah rata-rata pasar konvensional berpengaruh pada minat pembeli, walaupun pembeli belum bisa membedakan barang dipesan dengan produk yang diterima konsumen.
Udin menuturkan konsumen yang belanja langsung ke pasar bisa memilih produk dan model, seperti baju atau celana sesuai ukuran dan keinginan serta terjadi tawar menawar harga.
Namun, konsumen yang membeli secara daring kebanyakan tergiur gambar produk yang ditampilkan dengan harga yang lebih rendah dibanding barang dijual di pasar tradisional.
Pedagang lain di Pasar Barabai Amat mengungkapkan penurunan pendapat mencapai 20 persen hingga 50 persen akibat penjualan melalui online tersebut.
"Saya dan istri sekarang tidak bisa tinggal diam saja di toko Pasar Barabai, kami saat ini juga berjualan di pasar tradisional yang ada di desa untuk menambah penghasilan dan menutupi pengeluaran," ujar Amat.
Baca juga: Harga minyak goreng di pasar Barabai masih mahal
Diungkapkan dia, saat ini pedagang tidak bisa mengandalkan atau menunggu produk laris dijual di pasar, karena modal persediaan barang jualan juga meminjam dari teman kerja sehingga harus memikirkan perputaran modal usaha.
Amat bersyukur saat penjualan menurun, namun masih ada pembeli (reseller) dan pelanggan yang datang ke toko untuk membeli.
"Ya kami juga sambil belajar untuk berjualan online karena memang zamannya sudah begini, dan lumayan tambahan pendapatan dari pesanan online walaupun masih tidak banyak," tandas Amat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023