Warga masyarakat Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) peringati "Hari Perlawanan" 9 November terhadap penjajah Belanda dengan pembina upacara mantan Wakil Gubernur (Wagub) setempat HM Rosehan Noor Bahri.
Peringatan Hari Perlawanan 9 November yang berlangsung di Tugu 9 November Pengambangan- pinggiran Kota Banjarmasin,.Kamis dengan peserta upacara warga masyarakat sekitar tampak hidmat.
Hari Perlawanan 9 November pada 78 tahun lalu melawan Belanda membuat gugur sembilan orang putra bangsa atau warga Banjar masing-masing Badran, Badrun, Utuh, Umar, Ta'im, Jumain, Sepa, Dullah dan Pa Marup.
Nama-nama Kesuma Bangsa yang gugur melawan Belanda itu tertera/tertulis di Tugu 9 November Pengambangan.
Risehan yang kini Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalsel menerangkan, peringatan Hari Perlawanan 9 November merupakan keinginan/tuntutan warga masyarakat Pengambangan dan sekitarnya guna lebih memberi makna hari yang mereka anggap sakral.
Anggota DPRD Kalsel dua periode itu berharap, peringatan Hari Perlawanan 9 November bukan secara seremonial, tetapi memberi makna lebih jauh dalam upaya bersama mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Begitu pula sebagaimana harapan masyarakat agar minimal pemerintah kota (Pemkot) Banjarmasin melaksanakan peringatan Hari Perlawanan 9 November tapat waktu atau sesuai hari/tanggalnya.
"Hari Perlawanan 9 November kepada Belanda merupakan bagian tak terpisahkan dengan Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945," demikian Rosehsn NB.
Selain apel/upacara di Tugu 9 November Pengambangan, peringatan Hari Perlawanan melawan Belanda itu, juga memberi karangan bunga kepada keluarga korban.
Warga masyarakat Banjarmasin tetap melakukan peringatan Hari Perlawanan 9 November tiap tahun walau Pemkot setempat tidak melaksanakannya,. sebagai tanda ingat atas jasa para pendahulu yang gugur mendahului.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Peringatan Hari Perlawanan 9 November yang berlangsung di Tugu 9 November Pengambangan- pinggiran Kota Banjarmasin,.Kamis dengan peserta upacara warga masyarakat sekitar tampak hidmat.
Hari Perlawanan 9 November pada 78 tahun lalu melawan Belanda membuat gugur sembilan orang putra bangsa atau warga Banjar masing-masing Badran, Badrun, Utuh, Umar, Ta'im, Jumain, Sepa, Dullah dan Pa Marup.
Nama-nama Kesuma Bangsa yang gugur melawan Belanda itu tertera/tertulis di Tugu 9 November Pengambangan.
Risehan yang kini Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalsel menerangkan, peringatan Hari Perlawanan 9 November merupakan keinginan/tuntutan warga masyarakat Pengambangan dan sekitarnya guna lebih memberi makna hari yang mereka anggap sakral.
Anggota DPRD Kalsel dua periode itu berharap, peringatan Hari Perlawanan 9 November bukan secara seremonial, tetapi memberi makna lebih jauh dalam upaya bersama mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Begitu pula sebagaimana harapan masyarakat agar minimal pemerintah kota (Pemkot) Banjarmasin melaksanakan peringatan Hari Perlawanan 9 November tapat waktu atau sesuai hari/tanggalnya.
"Hari Perlawanan 9 November kepada Belanda merupakan bagian tak terpisahkan dengan Hari Pahlawan Nasional 10 November 1945," demikian Rosehsn NB.
Selain apel/upacara di Tugu 9 November Pengambangan, peringatan Hari Perlawanan melawan Belanda itu, juga memberi karangan bunga kepada keluarga korban.
Warga masyarakat Banjarmasin tetap melakukan peringatan Hari Perlawanan 9 November tiap tahun walau Pemkot setempat tidak melaksanakannya,. sebagai tanda ingat atas jasa para pendahulu yang gugur mendahului.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023