Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Wali Kota Banjarbaru di Kalimantan Selatan Nadjmi Adhani mengatakan terus menggaungkan gerakan stop kekerasan terhadap anak untuk melindungi mereka dari segala tindak kekerasan.
"Peringatan Hari Anak Nasional menjadi momentum menggaungkan gerakan stop kekerasan terhadap anak," ujarnya, di sela peringatan HAN, di Lapangan Murjani Banjarbaru, Selasa.
Ia mengatakan, sangat setuju dan mendukung tema peringatan HAN yakni "Akhiri Kekerasan pada Anak", sehingga tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan di mana pun.
Dia menekankan, tema itu juga menjadi komitmen bersama mengakhiri berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi pada anak, serta untuk menggugah setiap orang di tengah masyarakat.
"Setiap orang baik individu, orang tua, keluarga, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah sangat penting peran dan kewajiban dalam memenuhi hak dan melindungi anak," ujarnya pula.�
Menurut dia, anak adalah bagian tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara terutama Indonesia yang berpenduduk 250 juta jiwa.
Hal itu, katanya, tegas diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 b ayat 2 bahwa negara menjamin setiap anak berhak atas perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.
"Mari bersama-sama menjaga dan melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari berbagai tindakan yang dapat merusak masa depan mereka," katanya.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan KB (BPMPKB) Banjarbaru Puspa Kencana mengatakan, pihaknya berupaya mencegah maupun melindungi anak-anak dari kekerasan.
"Stop dan akhiri kekerasan dan diskriminasi terhadap anak. Mari kita bersama menjaga mereka agar terhindar dari berbagai bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi," kata dia.
Peringatan HAN diisi berbagai kegiatan yang menampilkan kegiatan anak-anak dari PAUD, TK, SD, SLB, SMP hingga SMA sederajat dan forum peduli anak.
Kegiatan itu berlangsung semarak karena anak-anak sekolah mengenakan berbagai busana kreasi dan tradisional daerah, termasuk kesenian musik panting, dan aneka tarian khas Kalsel.
Selain itu, ada pula ajang kreativitas anak dan pameran mini pelayanan Disdukcapil, pelayanan hukum, serta pemeriksaan gigi dan mulut yang banyak dikunjungi peserta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
"Peringatan Hari Anak Nasional menjadi momentum menggaungkan gerakan stop kekerasan terhadap anak," ujarnya, di sela peringatan HAN, di Lapangan Murjani Banjarbaru, Selasa.
Ia mengatakan, sangat setuju dan mendukung tema peringatan HAN yakni "Akhiri Kekerasan pada Anak", sehingga tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan di mana pun.
Dia menekankan, tema itu juga menjadi komitmen bersama mengakhiri berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi pada anak, serta untuk menggugah setiap orang di tengah masyarakat.
"Setiap orang baik individu, orang tua, keluarga, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah sangat penting peran dan kewajiban dalam memenuhi hak dan melindungi anak," ujarnya pula.�
Menurut dia, anak adalah bagian tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara terutama Indonesia yang berpenduduk 250 juta jiwa.
Hal itu, katanya, tegas diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 b ayat 2 bahwa negara menjamin setiap anak berhak atas perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi.
"Mari bersama-sama menjaga dan melindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari berbagai tindakan yang dapat merusak masa depan mereka," katanya.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan KB (BPMPKB) Banjarbaru Puspa Kencana mengatakan, pihaknya berupaya mencegah maupun melindungi anak-anak dari kekerasan.
"Stop dan akhiri kekerasan dan diskriminasi terhadap anak. Mari kita bersama menjaga mereka agar terhindar dari berbagai bentuk tindak kekerasan dan diskriminasi," kata dia.
Peringatan HAN diisi berbagai kegiatan yang menampilkan kegiatan anak-anak dari PAUD, TK, SD, SLB, SMP hingga SMA sederajat dan forum peduli anak.
Kegiatan itu berlangsung semarak karena anak-anak sekolah mengenakan berbagai busana kreasi dan tradisional daerah, termasuk kesenian musik panting, dan aneka tarian khas Kalsel.
Selain itu, ada pula ajang kreativitas anak dan pameran mini pelayanan Disdukcapil, pelayanan hukum, serta pemeriksaan gigi dan mulut yang banyak dikunjungi peserta.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016