Karantina Pertanian Banjarmasin memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada kelompok petani jahe di Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan terkait prosedur ekspor terutama ke India.
"Kami mendorong budi daya dan ekspor komoditas jahe di Pengaron ini karena sangat berpotensi bisa ekspor," kata Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto di Kantor Desa Kertak Empat, Martapura, Kalsel, Minggu.
Baca juga: Tiga pejabat Karantina Merauke magang di Balai Karantina Banjarmasin
Menurut dia, jahe Indonesia memiliki keistimewaan di India, karena mempunyai aroma dan rasa pedas yang lebih tinggi dari jahe lokal.
Selain jahe, ada tiga komoditas lain yang berpeluang untuk diekspor ke India, yakni laos, temulawak, dan talas beneng.
Oleh karena itu, menurut Hartanto, akselerasi ekspor komoditas pertanian di Kecamatan Pengaron perlu dilakukan melalui sinergi semua unsur terkait.
Dia menyampaikan pihaknya senantiasa mendukung para petani untuk bersama-sama mengembangkan pertanian dan menambah wawasan mengenai budi daya komoditas yang mempunyai potensi ekspor, sehingga kualitas dan kuantitasnya dapat selalu terjaga.
Baca juga: Karantina Pertanian cek 160 kg sarang burung walet asal Kotabaru
"Karantina Banjarmasin siap mendukung para petani dengan memberikan pendampingan ekspor dari hulu ke hilir," ujarnya.
Untuk memastikan setiap komoditas pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan dan menjamin keberterimaan negara tujuan, Karantina memfasilitasi kegiatan ekspor melalui tindakan pemeriksaan dan sertifikasi.
Kepala Desa Kertak Empat Suparno memberikan apresiasi atas terselenggaranya bimtek, karena dapat mendorong para petani untuk terus meningkatkan produktivitasnya, sehingga dapat menunjang potensi ekspor jahe asal Pengaron.
"Ada 65 orang petani mengikuti bimtek kali ini dan semuanya siap mengembangkan usaha pertanian untuk bisa ekspor," ucapnya.
Baca juga: Karantina Banjarmasin ikuti uji profisiensi guna tingkatkan layanan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023