Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan menunggu kebijakan dari pemerintah daerah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat bencana kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Dinas Pendidikan Tapin Irnawati mengatakan sampai saat ini masih belum ada arahan terkait upaya pengamanan kesehatan peserta didik dari kabut asap tersebut.
"Sementara kita menunggu saja kebijakan pimpinan daerah, apakah sekarang ini membahayakan atau tidak," ungkapnya.
.Baca juga: Kasus ISPA di Tapin tinggi sebelum karhutla, balita paling banyak
Irnawati mengatakan, adapun inisiatif dari pihaknya yakni akan berkoordinasi dengan para guru menyikapi dampak karhutla ini.
"Sekarang kita belum bisa memutuskan," tekannya.
Sebagi tindakan sementara, Irnawati mengimbau kepada seluruh siswa siswi di Tapin agar menggunakan masker apabila terjadi kabut asap.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin Raniansyah mengatakan kabut asap yang menyelimuti Tapin ini akibat intensitas karhutla tinggi di Tapin dan wilayah sekitarnya di Kalsel.
"Iya, kabut asap ini karena karhutla," ungkapnya.
Baca juga: Imbas karhutla, asap tipis selimuti Tapin
Raniansyah mengungkapkan, karhutla yang berhasil dicatat dan ditangani BPBD Tapin dari Juni-Oktober yakni 107 kasus dengan dampak 303,5 hektare. Sedangkan, se-Kalimantan Selatan total dampak karhutla mencapai 1.503 kasus dengan luas dampak 4.418 meliputi hutan dan lahan.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tapin Nurdin mengatakan beberapa hari terakhir hingga sekarang kualitas udara memburuk.
"Kualitas udara kita sangat buruk," ungkapnya dikonfirmasi.
Menyikapi kabut asap ini, kata Nurdin, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menggunakan masker saat melakukan kegiatan di luar ruangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Kepala Dinas Pendidikan Tapin Irnawati mengatakan sampai saat ini masih belum ada arahan terkait upaya pengamanan kesehatan peserta didik dari kabut asap tersebut.
"Sementara kita menunggu saja kebijakan pimpinan daerah, apakah sekarang ini membahayakan atau tidak," ungkapnya.
.Baca juga: Kasus ISPA di Tapin tinggi sebelum karhutla, balita paling banyak
Irnawati mengatakan, adapun inisiatif dari pihaknya yakni akan berkoordinasi dengan para guru menyikapi dampak karhutla ini.
"Sekarang kita belum bisa memutuskan," tekannya.
Sebagi tindakan sementara, Irnawati mengimbau kepada seluruh siswa siswi di Tapin agar menggunakan masker apabila terjadi kabut asap.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin Raniansyah mengatakan kabut asap yang menyelimuti Tapin ini akibat intensitas karhutla tinggi di Tapin dan wilayah sekitarnya di Kalsel.
"Iya, kabut asap ini karena karhutla," ungkapnya.
Baca juga: Imbas karhutla, asap tipis selimuti Tapin
Raniansyah mengungkapkan, karhutla yang berhasil dicatat dan ditangani BPBD Tapin dari Juni-Oktober yakni 107 kasus dengan dampak 303,5 hektare. Sedangkan, se-Kalimantan Selatan total dampak karhutla mencapai 1.503 kasus dengan luas dampak 4.418 meliputi hutan dan lahan.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tapin Nurdin mengatakan beberapa hari terakhir hingga sekarang kualitas udara memburuk.
"Kualitas udara kita sangat buruk," ungkapnya dikonfirmasi.
Menyikapi kabut asap ini, kata Nurdin, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menggunakan masker saat melakukan kegiatan di luar ruangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023