Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan Triasmoro mengungkapkan pihaknya akan menyalurkan bantuan berupa sarana produksi (saprodi) untuk seluruh petani yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Kemungkinan bulan depan bantuan disalurkan," ujarnya di Rantau, Senin.
Baca juga: Nelangsa petani Cabai Rawit Hiyung dihantam karhutla
Berdasarkan verifikasi lapangan Dinas Pertanian bersama kelompok tani hari ini, total Cabai Rawit Hiyung yang terdampak karhutla berjumlah 21.690 batang (Agustus-September). Jika dihitung luas sekitar lima hektare lahan yang terbakar.
"Lima hektare itu kalau dihitung, 21.690 pohon," ujarnya.
Terus dikatakannya ada sebanyak 20 petani Cabai Rawit Hiyung yang nantinya mendapatkan bantuan sarana produksi berupa bibit, pupuk hingga obat-obatan.
"Sebenarnya bantuannya berupa uang, nanti BPBD menginventarisir, menghitung dan anggarannya nanti masuk ke dinas pertanian," ungkapnya.
Baca juga: Petani Rawit Hiyung di Tapin rugi Rp540 juta akibat karhutla
Triasmoro mengungkapkan, dipilihnya saprodi ini sebagai bantuan agar roda perekonomian melalui Cabai Rawit Hiyung tepat berjalan.
"Kalau petani dibantu uang, takutnya habis uang itu," ujarnya.
Ketentuan jenis bantuan saprodi ini, kata Triasmoro, merupakan hasil kesepakatan bersama dengan ketua kelompok tani setempat.
"Harapan pemerintah, bantuan ini benar - benar digunakan untuk keperluan Cabai Rawit Hiyung," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, besaran anggaran bantuan ini masih dihitung, misal harga untuk bibit, pupuk hingga obat-obatan tanaman.
Kehadiran pemerintah, kata Triasmoro, diharapkan dapat memberikan semangat bagi para petani agar tetap semangat dan berkelanjutan menanam cabai rawit terpedas di Indonesia ini.
Terpisah, Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi mengatakan bantuan saprodi itu bisa digunakan pada siklus tanam selanjutnya.
"Kalau media tanamnya tinggi bisa tanam bulan 11, dan paling lambat bulan empat atau lima," ucapnya.
Akibat gagal panen ini, Junaidi menghitung, petani merugi ratusan juta rupiah. Dengan asumsi rata-rata per hektare di musim ini bisa produksi empat sampai lima ton dengan harga per kg Rp45 ribu.
Baca juga: BPBD Tapin : Ribuan Cabai Rawit Hiyung siap panen terbakar
Namun demikian, lanjutnya dengan adanya bantuan saprodi ini sudah sangat membantu para petani yang bergantung hidup pada pertanian komoditas cabai rawit.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Kemungkinan bulan depan bantuan disalurkan," ujarnya di Rantau, Senin.
Baca juga: Nelangsa petani Cabai Rawit Hiyung dihantam karhutla
Berdasarkan verifikasi lapangan Dinas Pertanian bersama kelompok tani hari ini, total Cabai Rawit Hiyung yang terdampak karhutla berjumlah 21.690 batang (Agustus-September). Jika dihitung luas sekitar lima hektare lahan yang terbakar.
"Lima hektare itu kalau dihitung, 21.690 pohon," ujarnya.
Terus dikatakannya ada sebanyak 20 petani Cabai Rawit Hiyung yang nantinya mendapatkan bantuan sarana produksi berupa bibit, pupuk hingga obat-obatan.
"Sebenarnya bantuannya berupa uang, nanti BPBD menginventarisir, menghitung dan anggarannya nanti masuk ke dinas pertanian," ungkapnya.
Baca juga: Petani Rawit Hiyung di Tapin rugi Rp540 juta akibat karhutla
Triasmoro mengungkapkan, dipilihnya saprodi ini sebagai bantuan agar roda perekonomian melalui Cabai Rawit Hiyung tepat berjalan.
"Kalau petani dibantu uang, takutnya habis uang itu," ujarnya.
Ketentuan jenis bantuan saprodi ini, kata Triasmoro, merupakan hasil kesepakatan bersama dengan ketua kelompok tani setempat.
"Harapan pemerintah, bantuan ini benar - benar digunakan untuk keperluan Cabai Rawit Hiyung," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, besaran anggaran bantuan ini masih dihitung, misal harga untuk bibit, pupuk hingga obat-obatan tanaman.
Kehadiran pemerintah, kata Triasmoro, diharapkan dapat memberikan semangat bagi para petani agar tetap semangat dan berkelanjutan menanam cabai rawit terpedas di Indonesia ini.
Terpisah, Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi mengatakan bantuan saprodi itu bisa digunakan pada siklus tanam selanjutnya.
"Kalau media tanamnya tinggi bisa tanam bulan 11, dan paling lambat bulan empat atau lima," ucapnya.
Akibat gagal panen ini, Junaidi menghitung, petani merugi ratusan juta rupiah. Dengan asumsi rata-rata per hektare di musim ini bisa produksi empat sampai lima ton dengan harga per kg Rp45 ribu.
Baca juga: BPBD Tapin : Ribuan Cabai Rawit Hiyung siap panen terbakar
Namun demikian, lanjutnya dengan adanya bantuan saprodi ini sudah sangat membantu para petani yang bergantung hidup pada pertanian komoditas cabai rawit.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023