Staf Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Tapin, Kalimantan Selatan Junaidi menaksir petani Cabai Rawit Hiyung mengalami kerugian mencapai Rp540 juta akibat kebakaran lahan dan hutan (Karhutla).
Junaidi menuturkan penghitungan kerugian itu berdasarkan tanaman Cabai Rawit Hiyung siap panen sebanyak 12 ribu batang yang terbakar hingga mencapai lebih dari tiga hektare pada Jumat.
"Produksi per hektare rata-rata empat sampai enam ton," ujar Junaidi yang juga Ketua Kelompok Tani Desa Hiyung ini.
Jadi, kata Junaidi, dengan asumsi harga Rp45 ribu bisa ditaksir kerugian yang diderita petani lebih setengah miliar rupiah.
"Petani yang terdampak ini, yakni Juhani, Ardiansyah, Irun dan Fahri," ucap Junaidi.
Potret Cabai Rawit Hiyung yang terbakar di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Sabtu (16/9/2023). ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah
Junaidi memastikan tak ada rekayasa terkait dampak karhutla yang kemungkinan mencapai lebih dari 12 ribu batang Cabai Rawit Hiyung terbakar.
"12 ribu batang itu yang pasti terbakar, kemungkinan bisa lebih, ya di bawah 15 ribu batang," ujarnya.
Junaidi menyebutkan petani membutuhkan bantuan, mengingat bertani Cabai Rawit Hiyung menjadi mata pencaharian dan "tulang punggung" ekonomi masyarakat.
"Ya buat modal untuk tanam lagi, biar petani semangat untuk tetap menanam Cabai Rawit Hiyung," ungkap Junaidi.