Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) Aulia Oktafiandi prihatin terhadap aktivitas tambang pasir dan batu semakin marak sehingga menyebabkan galian lubang di pedesaan semakin luas dan berdampak buruk terhadap masyarakat.
“Kita menanami pohon untuk kelestarian lingkungan, tetapi beberapa oknum melakukan penggalian lahan untuk keuntungan pribadi,” kata Aulia saat memberikan sambutan pada acara Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Batang Alai Timur, Hulu Sungai Tengah, Minggu.
Baca juga: Masyarakat HST adukan aktivitas tambang batubara ke Bareskrim Polri
Aulia menyampaikan prihatin terhadap aktivitas beberapa oknum yang terus menggali tanah untuk menambang batu dan pasir demi keuntungan orang tertentu.
“Kerakusan itu merasa dimiliki oleh orang-orang tertentu terhadap hasil alam,” ucapnya.
Dia menyinggung terkait imbauan spanduk yang terpasang di pinggir jalan aktivitas tambang terkait melarang warga memasuki kawasan tambang selain karyawan.
Menurut Aulia, seluruh lahan di kabupaten tersebut merupakan milik semua kalangan terutama masyarakat "Bumi Murakata" dan tidak boleh dikuasai orang tertentu.
Ia mengungkapkan keuntungan aktivitas tambang tersebut hanya dinikmati orang tertentu, bahkan akibat aktivitas tambang tersebut kerap mengganggu kondisi jalan ketika pemerintah setempat melintasi area tambang.
Baca juga: Forkopimda HST sepakat menjaga Meratus
Aulia memberikan instruksi kepada para pejabat terkait khususnya Dinas Lingkungan Hidup untuk mencegah kejahatan-kejahatan yang dapat merugikan hajat hidup orang banyak di Kabupaten HST.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Kecamatan Batang Alai Timur Kosim menyebutkan dugaan tambang ilegal di wilayah tersebut akibat tidak adanya pembuktian dokumentasi legal para pelaku tambang tersebut.
Kosim berharap pemerintah setempat secara serius menindak pelaku tambang ilegal yang merugikan masyarakat di pedesaan, terlebih Bupati HST sudah memberikan atensi dan rasa keprihatinannya terhadap dampak buruk dari aktivitas penggalian lahan itu.
Ia mengungkapkan masyarakat melakukan penghijauan di pegunungan, sementara para oknum yang tidak bertanggung jawab justru sebaliknya yakni menebangi pohon dengan melakukan penggalian lahan secara terus menerus.
“Sekarang musim kemarau, masyarakat justru menghirup debu akibat aktivitas tambang,” ungkap Kosim.
Baca juga: Heboh Tambang ilegal di Mangunang Seberang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
“Kita menanami pohon untuk kelestarian lingkungan, tetapi beberapa oknum melakukan penggalian lahan untuk keuntungan pribadi,” kata Aulia saat memberikan sambutan pada acara Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Batang Alai Timur, Hulu Sungai Tengah, Minggu.
Baca juga: Masyarakat HST adukan aktivitas tambang batubara ke Bareskrim Polri
Aulia menyampaikan prihatin terhadap aktivitas beberapa oknum yang terus menggali tanah untuk menambang batu dan pasir demi keuntungan orang tertentu.
“Kerakusan itu merasa dimiliki oleh orang-orang tertentu terhadap hasil alam,” ucapnya.
Dia menyinggung terkait imbauan spanduk yang terpasang di pinggir jalan aktivitas tambang terkait melarang warga memasuki kawasan tambang selain karyawan.
Menurut Aulia, seluruh lahan di kabupaten tersebut merupakan milik semua kalangan terutama masyarakat "Bumi Murakata" dan tidak boleh dikuasai orang tertentu.
Ia mengungkapkan keuntungan aktivitas tambang tersebut hanya dinikmati orang tertentu, bahkan akibat aktivitas tambang tersebut kerap mengganggu kondisi jalan ketika pemerintah setempat melintasi area tambang.
Baca juga: Forkopimda HST sepakat menjaga Meratus
Aulia memberikan instruksi kepada para pejabat terkait khususnya Dinas Lingkungan Hidup untuk mencegah kejahatan-kejahatan yang dapat merugikan hajat hidup orang banyak di Kabupaten HST.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Kecamatan Batang Alai Timur Kosim menyebutkan dugaan tambang ilegal di wilayah tersebut akibat tidak adanya pembuktian dokumentasi legal para pelaku tambang tersebut.
Kosim berharap pemerintah setempat secara serius menindak pelaku tambang ilegal yang merugikan masyarakat di pedesaan, terlebih Bupati HST sudah memberikan atensi dan rasa keprihatinannya terhadap dampak buruk dari aktivitas penggalian lahan itu.
Ia mengungkapkan masyarakat melakukan penghijauan di pegunungan, sementara para oknum yang tidak bertanggung jawab justru sebaliknya yakni menebangi pohon dengan melakukan penggalian lahan secara terus menerus.
“Sekarang musim kemarau, masyarakat justru menghirup debu akibat aktivitas tambang,” ungkap Kosim.
Baca juga: Heboh Tambang ilegal di Mangunang Seberang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023