Marabahan, (Antaranews Kalsel) - Salah seorang pengusaha sukses di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, Bahrian Noor tertarik untuk mengembangkan industri buah-buahan di kabupaten tersebut, terutama jeruk untuk meningkatkan kesejahteran petani sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.

Menurut Bahrian Noor di Marabahan Sabtu, Barito Kuala memiliki potensi pertanian yang cukup besar, untuk didorong dan dikembangkan, bukan hanya padi tetapi juga perkebunan.

Salah satunya adalah perkebunan jeruk, yang kini bukan hanya di kenal di Kalsel, tetapi juga ke beberapa provinsi tetangga, terutama Jawa Timur.

Jeruk Batola, kata dia, juga dikenal memiliki rasa yang cocok untuk dikembangkan sebagai industri minuman, karena bukan hanya manis, tetapi juga sedikit ada rasa masam sehingga terasa lebih segar.

"Kita ingin jeruk Batola ini nantinya tidak hanya dijual sebagai buah segar, tetapi juga sebagai minuman olahan, sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi petani," katanya.

Pengembangan industri minuman di Batola sangat penting dilakukan, selain akan mampu menampung tenaga kerja, sehingga bisa mengurangi pengangguran, juga akan mencegah terjadinya permainan harga, terutama saat panen raya jeruk berlangsung.

"Seperti saat ini, harga jeruk yang biasanya Rp5 ribu per kilogram menjadi Rp3 ribu per kilogram, ini tentu sangat merugikan petani," katanya.

Bila ada industri, tambah dia, petani akan memiliki pilihan, kemana mereka akan menjual hasil produksinya, sehingga tidak mudah dipermaikan oleh tengkulak.

Menurut Bahrian Noor, tanaman jeruk kini sudah menjadi ikon bagi Kabupaten Batola, sehingga harus terus dikembangkan, dan diharapkan ke depannya bukan hanya jeruk, tetapi juga buah-buahan lainnya, seperti rambutan, yang juga bisa dilakukan pengalengan.

Sebagaimana di ketahui, kini Batola merupakan salah satu kabupaten yang menjadi penyangga pangan provinsi, terutama untuk tanaman pangan padi.

Batola juga satu-satunya kabupaten yang telah membangun resi gudang, yaitu lumbung tempat penyimpanan padi, dan sebagai tempat bagi petani untuk mendapatkan pinjaman dana lunak, dengan jaminan padi yang dititipkan sebelum dijual, sambil menunggu harga naik.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016