Kepala Perwakilan Bank Indonesia  Provinsi Kalimantan Selatan Wahyu Pratomo mengatakan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendukung upaya percepatan penurunan stunting guna menyokong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. 
"Dukungan itu diwujudkan dalam bentuk penyerahan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), di Kantor Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala (Batola), " ujar Wahyu Pratomo dalam siaran pers, Senin (29/5).

Baca juga: NFA disburses 81.5% of stunting food assistance

Menurutnya, PSBI adalah program sosial dilakukan BI secara sistematis dan terencana melalui aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial.

“Bantuan PSBI untuk mempercepat penurunan stunting merupakan bagian yang terintegrasi dari upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat yang inklusif dan berkesinambungan,” tutur Wahyu.

Isu stunting, sebut dia,  telah menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah. Sebelumnya, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 yang dirilis Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan mengungkap, angka prevalensi stunting di Kalsel, papar dia,  menunjukkan perbaikan, yakni dari semula 30 persen pada 2021 menjadi 24,6 persen pada 2022.

Kendati demikian, jelas dia, angka prevalensi stunting Kalsel pada tahun 2022 tersebut masih lebih tinggi dibanding rata-rata nasional berada di angka 21,6 persen. 

Hal itulah, sambung dia,  yang melandasi pemikiran BI untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Kalsel.

Penjabat Bupati Batola Mujiyat mengapresiasi sinergi dan dukungan yang diberikan BI untuk penanganan stunting. 

Baca juga: Stunting turun, Ketua TP PKK Tapin diusulkan dapat penghargaan Presiden

Pihaknya berharap,  PSBI bisa mempercepat penurunan angka stunting sesuai targetnya.

“Diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak untuk menurunkan angka stunting agar target 14 persen bisa dicapai pada 2024. Untuk itu, kami mengapresiasi dukungan yang BI berikan guna mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Barito Kuala,” ucap Mujiyat.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalsel yang juga selaku Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalsel Hj Raudatul Jannah mengatakan, dukungan BI berikan sangat tepat sasaran,  mengingat Barito Kuala adalah daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Kalsel.

“Dengan tingkat prevalensi stunting sebesar 33,6 persen, Barito Kuala menjadi daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Kalsel. Untuk itu, kami mengapresiasi upaya BI mempercepat penurunan stunting melalui penyerahan bantuan PSBI,” ujar istri Gubernur Kalsel itu.

Total nilai PSBI diserahkan BI Kalsel sebesar Rp230 juta, terdiri dari empat jenis bantuan. 

Pertama, intervensi gizi spesifik berupa susu bagi baduta (bayi di bawah usia dua tahun) yang menderita stunting. 

Kedua, intervensi sensitif berupa alat kesehatan dan alat permainan edukatif untuk empat fasilitas kesehatan Barito Kuala, masing-masing berlokasi di Kecamatan Alalak, Belawang, Tabukan, dan Tabunganen.

Ketiga, intervensi sensitif berupa instalasi jamban komunal untuk sanitasi bagi kelompok masyarakat di Desa Tabunganen Pemurus. 

Keempat, ada pula intervensi sensitif berupa instalasi pipa Pamsimas (program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat) bagi kelompok masyarakat di Desa Samuda.

Selain penerima bantuan, seremoni penyerahan bantuan PSBI di Barito Kuala juga dihadiri oleh pimpinan dan anggota forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Camat, Kades, warga, dan guru SD di Barito Kuala, serta BKKBN Kalsel selaku sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalsel. 

Baca juga: Stunting turun 19 persen, Setmilpres dan BKKBN Pusat datang ke Tapin


 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023