Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat "Bumi Bersujud" agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap fenomena alam "Heatwave".
"Fenomena ini adalah kondisi saat ada peningkatan suhu yang cukup tinggi di suatu wilayah selama beberapa hari," kata Kepala Sub Bidang Kedaruratan Bencana pada BPBD Tanah Bumbu Mukhtar Halim, di Batulicin Jumat.
Dia mengatakan, hingga saat ini hampir sebagian besar negara di Asia Selatan Masih terdampak fenomena ini, seperti Banglades, Myanmar, India, China, Thailand dan Negara Laos mencatat suhu maksimum dengan rekor-rekor baru di wilayahnya.
Secara karakteristik, fenomena suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang bisa terjadi setiap tahun.
Sehingga potensi suhu udara panas seperti saat ini juga dapat berpeluang pada periode yang sama setiap tahunnya.
"Sebagai tambahan, hal ini memang umum terjadi mengingat Indonesia adalah wilayah tropis dan saat ini cuaca serta tutupan awan tidak begitu signifikan untuk menghalangi sinar UV," kata Mukhtar.
Untuk masyarakat yang tinggal wilayah Kalimantan khususnya Kabupaten Tanah Bumbu agar tidak terlalu khawatir dan tetap waspada.
"Sebagian wilayah Kalimantan Selatan yang memasuki awal musim kemarau didominasi angin monsu Australia umumnya bersifat kering dan kelembaban udaranya kurang," jelasnya.
Lanjut Mukhtar, fenomena ini juga berdampak terhadap cuaca cenderung cerah dan kurang tutupan awan yang dapat menyebabkan intensitas radiasi matahari optimal diterima permukaan
Meski demikian, sebagian wilayah di Kalimantan Selatan masih memiliki potensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang.
"Perlu diketahui, suhu panas di Indonesia bukan gelombang panas, dan suhu maksimum harian sudah mulai turun dan keterkaitan gelombang panas dan besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki nilai indikator indeks UV," jelasnya.
Mukhtar juga meminta kepada masyarakat agar tidak perlu panik menyikapi informasi ini, ikuti dan laksanakan himbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan masing-masing kategori indes UV seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan.
"Mari kita patuhi himbauan ini, semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi kita semua," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Fenomena ini adalah kondisi saat ada peningkatan suhu yang cukup tinggi di suatu wilayah selama beberapa hari," kata Kepala Sub Bidang Kedaruratan Bencana pada BPBD Tanah Bumbu Mukhtar Halim, di Batulicin Jumat.
Dia mengatakan, hingga saat ini hampir sebagian besar negara di Asia Selatan Masih terdampak fenomena ini, seperti Banglades, Myanmar, India, China, Thailand dan Negara Laos mencatat suhu maksimum dengan rekor-rekor baru di wilayahnya.
Secara karakteristik, fenomena suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang bisa terjadi setiap tahun.
Sehingga potensi suhu udara panas seperti saat ini juga dapat berpeluang pada periode yang sama setiap tahunnya.
"Sebagai tambahan, hal ini memang umum terjadi mengingat Indonesia adalah wilayah tropis dan saat ini cuaca serta tutupan awan tidak begitu signifikan untuk menghalangi sinar UV," kata Mukhtar.
Untuk masyarakat yang tinggal wilayah Kalimantan khususnya Kabupaten Tanah Bumbu agar tidak terlalu khawatir dan tetap waspada.
"Sebagian wilayah Kalimantan Selatan yang memasuki awal musim kemarau didominasi angin monsu Australia umumnya bersifat kering dan kelembaban udaranya kurang," jelasnya.
Lanjut Mukhtar, fenomena ini juga berdampak terhadap cuaca cenderung cerah dan kurang tutupan awan yang dapat menyebabkan intensitas radiasi matahari optimal diterima permukaan
Meski demikian, sebagian wilayah di Kalimantan Selatan masih memiliki potensi hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang.
"Perlu diketahui, suhu panas di Indonesia bukan gelombang panas, dan suhu maksimum harian sudah mulai turun dan keterkaitan gelombang panas dan besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki nilai indikator indeks UV," jelasnya.
Mukhtar juga meminta kepada masyarakat agar tidak perlu panik menyikapi informasi ini, ikuti dan laksanakan himbauan respon bersesuaian yang dapat dilakukan masing-masing kategori indes UV seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan.
"Mari kita patuhi himbauan ini, semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungi kita semua," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023