Dinas Pertanian (Distan) Hulu Sungai Selatan (HSS) mendorong  petani agar secara swadaya menanam  padi dengan sistem apung, sesuai komitmen Pemda setempat untuk keberlanjutan inovasi yang telah berhasil dikembangkan.

Kepala Distan HSS, Muhammad Noor, di Kandangan, Sabtu, mengatakan hal ini sejalan dengan keinginan Bupati HSS, H Achmad Fikry agar padi apung dapat dikembangkan, dan juga akan didukung melalui APBD HSS di perubahan dan murni.

"Ada ratusan styrofoam yang akan kita salurkan dan sebar di beberapa kecamatan, yang sebelumnya di daerah tersebut kesulitan tanam karena masalah rendaman air, seperti di Kecamatan Simpur, Kelumpang, Daha Selatan dan Daha Barat," kata Muhammad.

Dijelaskan dia, penyebaran pola tanam padi apung di beberapa kecamatan dimaksudkan menjadi demplot awal, masyarakat bisa melihat dan mempunyai ketertarikan akan padi apung swadaya, dan untuk permodalan akan bisa dibantu melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca juga: Bupati HSS dan Gubernur Kalsel panen dan syukuran padi apung

Untuk varietas bibit padi yang telah diujicobakan, pada percobaan pertama dilakukan pihaknya dengan tiga varietas,  yakni Siam Madu, Varietas Sertani dan Infari 32.

Dari perkembangan tiga varietas memang telah bisa dilaksanakan panen, dan kemudian dievaluasi beberapa keunggulan dan kelemahan dari masing-masing varietas.
 
"Percobaan pertama kita mencoba dengan tiga varietas ini, dan menemukan keunggulan dan kelemahannya, jadi bisa kita membandingkan nantinya varietas apa yang cocok dan bagus untuk ditanam," kata Muhammad.

Menurut dia, ada kelemahan dari varietas Siam Madu, karena tidak tahan hama dan penyakit, dan produktifitas hanya mencapai 2,2 kilogram untuk satu styrofoam.

Kemudian, untuk varietas Sertani yang juga merupakan varietas unggul nasional, memang tahan terhadap hama dan penyakit, dengan produktifitas 2,5 kilogram.

Baca juga: Pemkab HSS unggulkan inovasi "Padi Apung" dalam penilaian PPD

Dan untuk Infari 32 memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit, dengan produktifitas 2,8 kilogram, dan ini lebih baik dari dua varietas lainnya di percobaan pertama.

"Karena kita melihat hasilnya varietas Infari 32 lebih baik dan bagus, pada percobaan kedua kita memilih varietas ini dengan 2.000 styrofoam yang dibantu pendanaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel," kata Muhammad.

Pihaknya juga mengakui, kalau semua varietas bisa dikembangkan dengan padi apung ini, termasuk untuk varietas lokal. Namun dibutuhkan perhatian dan pemeliharaan lebih ekstra, khususnya dalam penanganan hama dan penyakit.

Untuk percobaan kedua, telah panen padi apung di Kelompok Tani Cinta Maju Desa Hamayung dengan jumlah 1.500 styrofoam, dan direncanakan juga usai lebaran kembali panen 500 styrofoam di Desa Paharangan yang dikelola kelompok karang taruna.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023