Pembelian beras di hari pertama bulan Ramadhan tahun 2023 ini di wilayah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, cukup meningkat, tetapi konsumen lebih memilih beras dari Pulau Jawa ketimbang harus membeli beras lokal yang cukup mahal belakangan ini.

Seperti pemantauan Antara Kalsel, di Pasar Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara,  Kamis, para pembeli yang kebanyakan para ibu ibu itu mengaku agak terpaksa membeli beras dari Pulau Jawa yang harganya murah antara Rp10 ribu hingga Rp13 ribu per liter.

Ketimbang harus membeli beras lokal yang harganya melambung antara Rp15 ribu hingga Rp18 ribu per liter, bahkan yang varietas lokal super mencapai Rp20 ribu per liter.

Menurut Ibu Kasnah, ia agak terpaksa beli beras Jawa karena murah, walau segi rasa agak kurang terbiasa, masalahnya beras Jawa nasinya pulen, sementara kebiasaan beras lokal nasinya pera.

Tetapi untuk mengurangi beban biaya tinggi ia memilih beras Jawa, walau nantinya pun untuk membiasakan dulu, dalam memasak dicampur dulu antara beras Jawa dan beras Lokal.

Beras lokal tersebut terutama varietas lokal seperti jenis karandukuh, siam, atau mayang. Konon produksi beras ini lagi seret setelah gagal panen belakangan ini lantaran persawahan diserang hama tungro.

Berdasarkan keterangan pedagang, memang suplai beras lokal menurun drastis, itupun jika ada mahal dijual lantaran belinya juga mahal.

Menurut pedagang tersebut, beras lokal ini kebanyakan dari kawasan Anjir atau kabupaten Barito Kuala, tetapi karena serangan hama, maka suplai jadi sedikit, makanya kebanyakan beras lokal didatangkan dari Gambut atau Aluh-aluh.

Jenis beras yang tersedia belakangan ini selain didatangkan dari Jawa sistem kemasan juga yang didatangkan dari Sulawesi, bahkan ada sebagian yang dari luar negeri seperi Thailand dan Vietnam.

Ia berharap tahun ini panen padi lokal bisa kembali baik, agar keseimbangan persediaan bisa kembali normal seperti sedia kala.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023