Untuk meningkatkan kepesertaan KB baru dan meningkatkan komitmen akseptor Pasangan Usia Subur (PUS) guna keberlangsungan pemakaian kontrasepsi, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), melaksanakan pelayanan KB serentak di kabupaten dan kota se-Kalimantan Selatan, Jumat.
Kegiatan yang diagendakan berlangsung selama empat hari, 8 - 11 Maret 2023, juga dilakukan serentak di seluruh Indonesia, dalam rangka menyambut Hari Wanita Internasional (International Women Day).
Saat berada di Banjarmasin, Endraswari Kusumawardhani, perwakilan Kelompok Kerja (Pokja) Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Kalsel, menyampaikan pada momentum kegiatan itu, total akseptor yang terlayani hingga 10 Maret 2023 mencapai 740 akseptor berasal dari 13 kabupaten/kota di Kalsel.
“Total di Kalimantan Selatan sampai saat ini sudah ada 740 akseptor dengan rincian 648 akseptor implan, 75 akseptor IUD, serta 17 akseptor MOW,” jelas Endraswari.
Ia juga menyampaikan bahwa capaian akseptor terbanyak sementara diraih oleh Kota Banjarmasin dengan 94 akseptor (69 akseptor implan, 29 akseptor IUD, serta 3 akseptor MOW).
Sementara itu, salah satu akseptor IUD dari Kecamatan Banjarmasin Timur, Nor Raudah (29 tahun) mengatakan bahwa ini merupakan kali kedua dirinya menggunakan kontrasepsi IUD. Ia mengajak para ibu yang belum ber-KB agar tidak perlu khawatir untuk ber-KB.
“Ayo ibu-ibu umpati ulun pakai IUD, karena pemasangannya kada sakit, gratis pulang” ajaknya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sri Noor Jannah (35 Tahun) yang merupakan akseptor KB Pasca Persalinan (PP) dengan metode implan. Ia mengajak para ibu agar dapat ber-KB guna mengatur jarak kelahiran anak.
“Ibu-ibu semua mari kita memakai implan untuk menjaga jarak anak, dan pasang implan tidak sakit sama sekali” ujarnya.
Sementara itu Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Banjarmasin Timur, Nurmala mengatakan selain difasilitasi untuk mendapatkan pelayanan KB, para akseptor terlebih dahulu juga diberikan edukasi mengenai KB itu sendiri, sehingga mereka dapat memutuskan metode kontrasepsi apa yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.
“Biasanya satu hari sebelum pelayanan, kami adakan konseling bagi calon akseptor yang mendaftar dan di samping itu kami lakukan penyuluhan di balai KB agar para akseptor dapat menilai sendiri mana KB yang paling cocok dengan mereka” jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Kegiatan yang diagendakan berlangsung selama empat hari, 8 - 11 Maret 2023, juga dilakukan serentak di seluruh Indonesia, dalam rangka menyambut Hari Wanita Internasional (International Women Day).
Saat berada di Banjarmasin, Endraswari Kusumawardhani, perwakilan Kelompok Kerja (Pokja) Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Kalsel, menyampaikan pada momentum kegiatan itu, total akseptor yang terlayani hingga 10 Maret 2023 mencapai 740 akseptor berasal dari 13 kabupaten/kota di Kalsel.
“Total di Kalimantan Selatan sampai saat ini sudah ada 740 akseptor dengan rincian 648 akseptor implan, 75 akseptor IUD, serta 17 akseptor MOW,” jelas Endraswari.
Ia juga menyampaikan bahwa capaian akseptor terbanyak sementara diraih oleh Kota Banjarmasin dengan 94 akseptor (69 akseptor implan, 29 akseptor IUD, serta 3 akseptor MOW).
Sementara itu, salah satu akseptor IUD dari Kecamatan Banjarmasin Timur, Nor Raudah (29 tahun) mengatakan bahwa ini merupakan kali kedua dirinya menggunakan kontrasepsi IUD. Ia mengajak para ibu yang belum ber-KB agar tidak perlu khawatir untuk ber-KB.
“Ayo ibu-ibu umpati ulun pakai IUD, karena pemasangannya kada sakit, gratis pulang” ajaknya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sri Noor Jannah (35 Tahun) yang merupakan akseptor KB Pasca Persalinan (PP) dengan metode implan. Ia mengajak para ibu agar dapat ber-KB guna mengatur jarak kelahiran anak.
“Ibu-ibu semua mari kita memakai implan untuk menjaga jarak anak, dan pasang implan tidak sakit sama sekali” ujarnya.
Sementara itu Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Banjarmasin Timur, Nurmala mengatakan selain difasilitasi untuk mendapatkan pelayanan KB, para akseptor terlebih dahulu juga diberikan edukasi mengenai KB itu sendiri, sehingga mereka dapat memutuskan metode kontrasepsi apa yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.
“Biasanya satu hari sebelum pelayanan, kami adakan konseling bagi calon akseptor yang mendaftar dan di samping itu kami lakukan penyuluhan di balai KB agar para akseptor dapat menilai sendiri mana KB yang paling cocok dengan mereka” jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023