Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan segera membentuk tim restorasi lahan gambut untuk mengantisipasi kebakaran di lahan gambut dan rawa.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Arsyadi pada lokakarya tentang restorasi lahan gambut di Banjarmasin, Rabu mengatakan tim yang segera dibentuk dari beberapa dinas dan instansi terkait tersebut bertugas menangani berbagai persoalan dan penanganan masalah gambut.
"Tim juga akan melakukan pendataan dan pemetaan daerah-daerah yang harus segera dilakukan restorasi atau pemulihan kembali lahan gambut, yang kini mengalami kerusakan atau kekeringan," katanya.
Tentang pendanaan, tambah Arsyadi, karena ini merupakan tim yang baru akan dibentuk, maka biaya bisa diambil dari masing-masing dinas terkait, terutama dana yang dicadangkan untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Hal tersebut, kata dia, juga seperti yang dilakukan Badan Restorasi Gambut (BRG) yang mendapatkan pendanaan dari masing-masing kementerian terkait.
"Saya sudah mempertanyakan persoalan tersebut dengan kepala BRG, dan mereka melakukan hal yang sama, seperti apa yang kita rencanakan," katanya.
Terbentuknya tim restorasi tersebut, kata Arsyadi, pemerintah tidak lagi hanya melakukan upaya pemadaman api saat telah terjadi kebakaran, sebagaimana yang selama ini dilakukan, tetapi juga melakukan pencegahan, sehingga kebakaran tidak terjadi.
"Dulu kita hanya memadamkan api, tetapi dengan restorasi ini, kita melakukan kegiatan pencegahan kebakaran lahan, dan ini jauh lebih baik," katanya.
Kepala Balai Rawa Binsar Parlinggoman Simatupangkalit mengatakan, restorasi akan diutamakan di lahan-lahan yang terbakar, pada tahun sebelumnya, dan dilahan gambut yang telah mengami kekeringan.
Menurut Binsar, secara nasional lahan gambut di Indonesia mencapai 20,6 juta hektare, dan 9 juta hektare diantaranya dalam kondisi tidak baik.
Khusus Kalsel, kata dia, total lahan rawa sebanyak 1,1 juta hektare, walaupun sebagian rusak, namun tidak sampai terdegradasi.
"Beberapa daerah yang memiliki hamparan rawa cukup luas yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan khususnya di daerah Negara, dan Kabupaten Barito Kuala yang hampir 90 persen wilayahnya adalah rawa," katanya.
Menurut Binsar, beberapa hal yang akan dilakukan untuk restorasi gambut antara lain, adalah membangun regulator air untuk kanal-kanal yang telah dibangun.
"Memang ada sedikit kesalahan pembangunan kanal, yang seharusnya melebar, tetapi dilakukan ke bawah atau dalam," katanya/A
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Arsyadi pada lokakarya tentang restorasi lahan gambut di Banjarmasin, Rabu mengatakan tim yang segera dibentuk dari beberapa dinas dan instansi terkait tersebut bertugas menangani berbagai persoalan dan penanganan masalah gambut.
"Tim juga akan melakukan pendataan dan pemetaan daerah-daerah yang harus segera dilakukan restorasi atau pemulihan kembali lahan gambut, yang kini mengalami kerusakan atau kekeringan," katanya.
Tentang pendanaan, tambah Arsyadi, karena ini merupakan tim yang baru akan dibentuk, maka biaya bisa diambil dari masing-masing dinas terkait, terutama dana yang dicadangkan untuk antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Hal tersebut, kata dia, juga seperti yang dilakukan Badan Restorasi Gambut (BRG) yang mendapatkan pendanaan dari masing-masing kementerian terkait.
"Saya sudah mempertanyakan persoalan tersebut dengan kepala BRG, dan mereka melakukan hal yang sama, seperti apa yang kita rencanakan," katanya.
Terbentuknya tim restorasi tersebut, kata Arsyadi, pemerintah tidak lagi hanya melakukan upaya pemadaman api saat telah terjadi kebakaran, sebagaimana yang selama ini dilakukan, tetapi juga melakukan pencegahan, sehingga kebakaran tidak terjadi.
"Dulu kita hanya memadamkan api, tetapi dengan restorasi ini, kita melakukan kegiatan pencegahan kebakaran lahan, dan ini jauh lebih baik," katanya.
Kepala Balai Rawa Binsar Parlinggoman Simatupangkalit mengatakan, restorasi akan diutamakan di lahan-lahan yang terbakar, pada tahun sebelumnya, dan dilahan gambut yang telah mengami kekeringan.
Menurut Binsar, secara nasional lahan gambut di Indonesia mencapai 20,6 juta hektare, dan 9 juta hektare diantaranya dalam kondisi tidak baik.
Khusus Kalsel, kata dia, total lahan rawa sebanyak 1,1 juta hektare, walaupun sebagian rusak, namun tidak sampai terdegradasi.
"Beberapa daerah yang memiliki hamparan rawa cukup luas yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan khususnya di daerah Negara, dan Kabupaten Barito Kuala yang hampir 90 persen wilayahnya adalah rawa," katanya.
Menurut Binsar, beberapa hal yang akan dilakukan untuk restorasi gambut antara lain, adalah membangun regulator air untuk kanal-kanal yang telah dibangun.
"Memang ada sedikit kesalahan pembangunan kanal, yang seharusnya melebar, tetapi dilakukan ke bawah atau dalam," katanya/A
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016