PT PLN (Persero) menorehkan sejarah baru untuk pembangunan infrastruktur listrik di Indonesia, mereka berhasil membangun dan memfungsikan SUTT 150 kV Selaru-Sebuku yang melintasi selat di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Bentangan SUTT di antara Pulau Laut dan Pulau Sebuku ini memiliki enam tower, dibangun oleh PT PLN melalui Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT).
Lintasan konduktor dari titik pendaratan (landing point) di atas perairan Selat Sebuku memiliki panjang 2,8 km. SUTT di atas laut ini dinyatakan PLN sebagai yang pertama dibangun di Indonesia.
Berhasilnya proyek ini membuat PLN sukses menyentuh peradaban di daerah terluar Kalsel dan menopang kebutuhan listrik di kawasan industri di Pulau Sebuku itu.
Pihak PLN meyakinkan bahwa perlintasan SUTT tak mengganggu aktivitas ekonomi kemaritiman. Karena, dari enam tower di atas laut, tiga tower di antaranya merupakan tower spesial dengan ketinggian di atas tower standar yang berfungsi menjaga stabilitas.
Secara keseluruhan, SUTT Selaru-Sebuku ini memiliki 114 tower tegangan 150 kV. Terhitung dari Kecamatan Pulau Laut hingga ke Pulau Sebuku.
Transmisi baru ini memiliki panjang 76,04 kilometer sirkuit (kms). Ia sekarang sudah mengantongi rekomendasi laik bertegangan (RLB) dari PT PLN pusat sertifikasi (Pusertif) dan berhasil melaksanakan pemberian tegangan pertama (energize) pada Kamis, (17/11/2022).
Suksesnya pembangunan proyek strategis nasional (PSN) yang dimulai sejak 2021 lalu itu melibatkan banyak pihak. Misalnya, Badan Pertanahan Nasional, Kejaksaan Negeri, Badan Intelijen Negara, pemerintah hingga masyarakat.
Bersama banyak pihak itu, sebagai pelaksana UIP KLT berhasil melalui berbagai permasalahan, misalnya pembebasan lahan hingga sertifikasi aset negara.
Demi mewujudkan listrik yang handal dan berkeadilan, PLN mengeluarkan investasi sebesar Rp175,64 miliar untuk SUTT 150 kV Selaru-Sebuku ini.
Pada proses pembangunan, PLN mencatat transmisi ini memanfaatkan 86,7 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 539 orang.
Kini, kebutuhan listrik 24 jam dipastikan bisa dinikmati oleh 1.981 pelanggan PLN. Sebelumnya, masyarakat di Pulau Sebuku hanya bisa menikmati listrik selama 12 jam /hari, karena sumber daya energi terbatas.
Di pulau itu listrik hanya disuplai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Letak geografis yang sulit menjadi kendala pembangunan infrastruktur beberapa dekade lalu.
Dampak lain listrik tegangan tinggi ini diprediksi menjadi magnet untuk menarik investasi. Pulau ini sebelumnya sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus oleh pemerintah.
Hadir dan berfungsinya SUTT itu, selain untuk meningkatkan keandalan listrik di Kalimantan, juga mendukung perkembangan industri PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) di Pulau Sebuku.
Perusahaan itu dipastikan menikmati listrik tegangan tinggi ini, sesuai dengan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) antara PT PLN (Persero) dengan PT SILO yang dilaksanakan pada 2020 lalu, yaitu 30 MVA yang kemudian diadendum dengan tambahan hingga 75 MVA 2021 lalu.
Sedangkan, pemerintah setempat beranggapan dengan kehadiran listrik ini akan berdampak untuk program-program perencanaan dan pengembangan daerah.
SUTT Selaru-Sebuku ini juga disebut sebagai salah satu bagian dari program pemerintah pusat yaitu "One Borneo" yang menyambungkan listrik di seluruh Kalimantan.
Mengingat Kalsel sebagai pintu gerbang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dan wilayah Kabupaten Kotabaru berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur, infrastruktur listrik yang dibangun UIP KLT ini bakal berdampak untuk menopang pembangunan.
Tahun ini, pihaknya mengabarkan untuk GI 150kV dan SUTT 150 kV Batulicin-Tarjun sudah berhasil menerima tegangan (energize) dan sudah bisa memberikan suplai listrik.
Proyek pembangunan ini memiliki porsi TKDN hingga 75,87 persen. Serapan tenaga kerja baru pada proyek ini dihitung UIP KLT yaitu 711 orang.
SUTT Batulicin-Tajun ini memiliki panjang 85,34 kilometer sirkuit (kms) ditopang 123 tower. Proyek dimulai sejak Januari 2021 lalu.
Keberhasilan energize proyek ini juga menjadi salah satu pendukung untuk penyediaan sistem kelistrikan yang andal dalam rangka pembangunan Ibukota Nusantara.
PT PLN terus menyalurkan energi ke penjuru negeri, salah satu melalui UIP KLT, di Kalsel mereka membangun dua Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV, yaitu SUTT Batulicin– Tarjun dan SUTT Selaru–Sebuku.
Selain itu juga dibangun Gardu Induk (GI) listrik. Dari kabar UIP KLT kepada ANTARA, tujuan pembangunan ini adalah untuk menciptakan ekosistem investasi, pertumbuhan ekonomi daerah, hingga listrik yang berkeadilan untuk masyarakat.
Riwayat SUTT Selaru-Sebuku
Baca juga: Peran BIN untuk SUTT Selaru-Sebuku di Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Bentangan SUTT di antara Pulau Laut dan Pulau Sebuku ini memiliki enam tower, dibangun oleh PT PLN melalui Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Timur (UIP KLT).
Lintasan konduktor dari titik pendaratan (landing point) di atas perairan Selat Sebuku memiliki panjang 2,8 km. SUTT di atas laut ini dinyatakan PLN sebagai yang pertama dibangun di Indonesia.
Berhasilnya proyek ini membuat PLN sukses menyentuh peradaban di daerah terluar Kalsel dan menopang kebutuhan listrik di kawasan industri di Pulau Sebuku itu.
Pihak PLN meyakinkan bahwa perlintasan SUTT tak mengganggu aktivitas ekonomi kemaritiman. Karena, dari enam tower di atas laut, tiga tower di antaranya merupakan tower spesial dengan ketinggian di atas tower standar yang berfungsi menjaga stabilitas.
Secara keseluruhan, SUTT Selaru-Sebuku ini memiliki 114 tower tegangan 150 kV. Terhitung dari Kecamatan Pulau Laut hingga ke Pulau Sebuku.
Transmisi baru ini memiliki panjang 76,04 kilometer sirkuit (kms). Ia sekarang sudah mengantongi rekomendasi laik bertegangan (RLB) dari PT PLN pusat sertifikasi (Pusertif) dan berhasil melaksanakan pemberian tegangan pertama (energize) pada Kamis, (17/11/2022).
Suksesnya pembangunan proyek strategis nasional (PSN) yang dimulai sejak 2021 lalu itu melibatkan banyak pihak. Misalnya, Badan Pertanahan Nasional, Kejaksaan Negeri, Badan Intelijen Negara, pemerintah hingga masyarakat.
Bersama banyak pihak itu, sebagai pelaksana UIP KLT berhasil melalui berbagai permasalahan, misalnya pembebasan lahan hingga sertifikasi aset negara.
Demi mewujudkan listrik yang handal dan berkeadilan, PLN mengeluarkan investasi sebesar Rp175,64 miliar untuk SUTT 150 kV Selaru-Sebuku ini.
Pada proses pembangunan, PLN mencatat transmisi ini memanfaatkan 86,7 persen tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan mampu menyerap tenaga kerja lokal hingga 539 orang.
Kini, kebutuhan listrik 24 jam dipastikan bisa dinikmati oleh 1.981 pelanggan PLN. Sebelumnya, masyarakat di Pulau Sebuku hanya bisa menikmati listrik selama 12 jam /hari, karena sumber daya energi terbatas.
Di pulau itu listrik hanya disuplai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD). Letak geografis yang sulit menjadi kendala pembangunan infrastruktur beberapa dekade lalu.
Dampak lain listrik tegangan tinggi ini diprediksi menjadi magnet untuk menarik investasi. Pulau ini sebelumnya sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus oleh pemerintah.
Hadir dan berfungsinya SUTT itu, selain untuk meningkatkan keandalan listrik di Kalimantan, juga mendukung perkembangan industri PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) di Pulau Sebuku.
Perusahaan itu dipastikan menikmati listrik tegangan tinggi ini, sesuai dengan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) antara PT PLN (Persero) dengan PT SILO yang dilaksanakan pada 2020 lalu, yaitu 30 MVA yang kemudian diadendum dengan tambahan hingga 75 MVA 2021 lalu.
Sedangkan, pemerintah setempat beranggapan dengan kehadiran listrik ini akan berdampak untuk program-program perencanaan dan pengembangan daerah.
SUTT Selaru-Sebuku ini juga disebut sebagai salah satu bagian dari program pemerintah pusat yaitu "One Borneo" yang menyambungkan listrik di seluruh Kalimantan.
Mengingat Kalsel sebagai pintu gerbang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dan wilayah Kabupaten Kotabaru berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur, infrastruktur listrik yang dibangun UIP KLT ini bakal berdampak untuk menopang pembangunan.
Tahun ini, pihaknya mengabarkan untuk GI 150kV dan SUTT 150 kV Batulicin-Tarjun sudah berhasil menerima tegangan (energize) dan sudah bisa memberikan suplai listrik.
Proyek pembangunan ini memiliki porsi TKDN hingga 75,87 persen. Serapan tenaga kerja baru pada proyek ini dihitung UIP KLT yaitu 711 orang.
SUTT Batulicin-Tajun ini memiliki panjang 85,34 kilometer sirkuit (kms) ditopang 123 tower. Proyek dimulai sejak Januari 2021 lalu.
Keberhasilan energize proyek ini juga menjadi salah satu pendukung untuk penyediaan sistem kelistrikan yang andal dalam rangka pembangunan Ibukota Nusantara.
PT PLN terus menyalurkan energi ke penjuru negeri, salah satu melalui UIP KLT, di Kalsel mereka membangun dua Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV, yaitu SUTT Batulicin– Tarjun dan SUTT Selaru–Sebuku.
Selain itu juga dibangun Gardu Induk (GI) listrik. Dari kabar UIP KLT kepada ANTARA, tujuan pembangunan ini adalah untuk menciptakan ekosistem investasi, pertumbuhan ekonomi daerah, hingga listrik yang berkeadilan untuk masyarakat.
Riwayat SUTT Selaru-Sebuku
Baca juga: Peran BIN untuk SUTT Selaru-Sebuku di Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022