Bupati Barito Kuala (Batola) Hj Noormiliyaji AS menyebut beberapa langkah intervensi dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batola dalam pencegahan stunting di daerahnya.
"Langkah itu mulai dari meneruskan program yang sudah berjalan saat menjabat Ketua Tim Penggerak PKK Batola, seperti program Bulin Tertawa (Ibu Bersalin Terdata Pulang Membawa Akta) juga melalui program Permata Bunda (Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hami dan Anak Balita)," ujarnya, pada talkshow keluarga bebas stunting digelar Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Barito Kuala (DPPKBP3A Batola), Kamis.
Menurut dia, Pemkab Batola bekerjasama dengan desa untuk menyediakan pemenuhan gizi untuk anak dan ibu hamil.
Penanganan stunting, sebut dia, harus dilakukan intervensi, bahkan sebelum sang anak dilahirkan.
Noormiliyani juga menyebut, telah membangun rumah layak huni untuk anak stunting yang pertama di Kalimantan Selatan, di Desa Banua Anyar, Kecamatan Kuripan.
Bupati juga mengungkapkan, anak stunting juga terlahir dari lingkungan yang tidak sehat.
"Baik sanitasi, kebersihan lingkungan menjadi salah satu penyebab anak stunting. Step by step kita atasi stunting ini melalui humanity dan sosialnya," jelas bupati.
Sehingga, terang bupati wanita pertama di Kalimantan Selatan ini, penanganan stunting sudah komprehensif mulai dari intervensi gizi, anggaran, sanitasi maupun kebersihan lingkungan.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Batola Azizah menyebut, penanganan stunting memang memerlukan intervensi dari segala pihak, baik melalui program Permata Bunda maupun kerjasama seluruh Kades di Batola, maka stunting dapat tertangani dengan baik.
"Penanganan stunting memang memerlukan keterlibatan seluruh pihak mengingat dana yang diperlukan tidaklah sedikit," jelas Azizah.
Ditambahkan Kepala DPPKBP3A Batola Harliani, talkshow keluarga bebas stunting tersebut sebagai sosialisasi pencegahan stunting melalui media elektronik dalam hal ini media televisi.
"Alhamdulillah bupati sangat mendukung kegiatan ini dan bersedia hadir," jelas Harliani.
Kegiatan sosialisasi semacam ini, papar dia, akan terus dilakukan untuk mempromosikan program penanganan stunting demi menurunkan angka stunting di Batola.
"Sebelumnya kita juga sudah melakukan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya makanan bergizi bagi bayi melalui program unggulan permata bunda," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Langkah itu mulai dari meneruskan program yang sudah berjalan saat menjabat Ketua Tim Penggerak PKK Batola, seperti program Bulin Tertawa (Ibu Bersalin Terdata Pulang Membawa Akta) juga melalui program Permata Bunda (Pemberian Makanan Tambahan bagi Ibu Hami dan Anak Balita)," ujarnya, pada talkshow keluarga bebas stunting digelar Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Barito Kuala (DPPKBP3A Batola), Kamis.
Menurut dia, Pemkab Batola bekerjasama dengan desa untuk menyediakan pemenuhan gizi untuk anak dan ibu hamil.
Penanganan stunting, sebut dia, harus dilakukan intervensi, bahkan sebelum sang anak dilahirkan.
Noormiliyani juga menyebut, telah membangun rumah layak huni untuk anak stunting yang pertama di Kalimantan Selatan, di Desa Banua Anyar, Kecamatan Kuripan.
Bupati juga mengungkapkan, anak stunting juga terlahir dari lingkungan yang tidak sehat.
"Baik sanitasi, kebersihan lingkungan menjadi salah satu penyebab anak stunting. Step by step kita atasi stunting ini melalui humanity dan sosialnya," jelas bupati.
Sehingga, terang bupati wanita pertama di Kalimantan Selatan ini, penanganan stunting sudah komprehensif mulai dari intervensi gizi, anggaran, sanitasi maupun kebersihan lingkungan.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Batola Azizah menyebut, penanganan stunting memang memerlukan intervensi dari segala pihak, baik melalui program Permata Bunda maupun kerjasama seluruh Kades di Batola, maka stunting dapat tertangani dengan baik.
"Penanganan stunting memang memerlukan keterlibatan seluruh pihak mengingat dana yang diperlukan tidaklah sedikit," jelas Azizah.
Ditambahkan Kepala DPPKBP3A Batola Harliani, talkshow keluarga bebas stunting tersebut sebagai sosialisasi pencegahan stunting melalui media elektronik dalam hal ini media televisi.
"Alhamdulillah bupati sangat mendukung kegiatan ini dan bersedia hadir," jelas Harliani.
Kegiatan sosialisasi semacam ini, papar dia, akan terus dilakukan untuk mempromosikan program penanganan stunting demi menurunkan angka stunting di Batola.
"Sebelumnya kita juga sudah melakukan sosialisasi-sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya makanan bergizi bagi bayi melalui program unggulan permata bunda," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022