Warga Kecamatan Paminggir yang terpencil di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan, harus menerima kenyataan bahwa mereka membeli LPG 3 kilogram bersubsidi lebih mahal dibanding masyarakat  lain.

Warga yang bermukim dekat aliran Sungai Barito, berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah, ini membeli elpiji 3 kg Rp35.000 hingga Rp40.000 per tabung.

Mahalnya elpiji 3 kg tersebut dikarenakan ongkos angkut menggunakan kapal motor dari pangkalan yang berada di Kecamatan Danau Panggang menuju Kecamatan Paminggir.

Tokoh masyarakat Paminggir, Yani, yang dikonfirmasi via whatApps di Paminggir, Selasa (9/8/22) membenarkan mahalnya harga gas melon 3 kg itu.

"Sebagian warga ada yang membandingkannya dengan harga elpiji 3 kg di tempat lain yang lebih murah, sehingga menurut mereka cukup mahal," ujarnya.

Yani mengatakan, warga mengaku pasrah dan tetap membeli sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET)  yang ditambah ongkos kirim kapal,  karena mereka sangat membutuhkan elpiji untuk mengepulkan asap dapur mereka setiap hari.

Camat Paminggir Rully Lesmana yang dihubungi via what Apps juga mengakui masih tingginya harga elpiji 3 kg di wilayahnya. Bersama salah satu anggota DPRD HSU yang mewakili daerah pemilihan (dapil) Paminggir, Aserani, mereka sudah mendata permasalahan.

Persoalan LPG 3 kg di Kecamatan Paminggir ini sebenarnya sudah disampaikan kepada Pemkab HSU dan dibahas dalam rapat kerja DPRD HSU hingga sampai pula ke pihak Pertamina, namun hingga kini harga LPG 3 kg masih tinggi 

Mantan Camat Paminggir Harzuki menyarankan agar untuk wilayah kecamatan yang terpencil ini juga dibangun pangkalan LPG, sehingga biaya distribusi bisa ditekan.

Berdasarkan data, kuota LPG 3 kg untuk Kecamatan Paminggir pada 2022 sebanyak 3.936 tabung bagi sebanyak 1.291 kepala keluarga (tidak termasuk UMKM), setiap KK berhak membeli tiga buah tabung elpiji 3 kg.

Jumlah kuota ini meningkat dibanding 2020  sebanyak  3.873 tabung. Namun faktanya di lapangan hasil peninjauan aparat kecamatan bersama anggota DPRD HSU tidak semua KK mendapatkan tiga tabung LPG 3 kg.

Diduga pendistribusian LPG 3 kg tidak merata sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTSK) 2020. Sebab, diketahui ada kecamatan lain justru satu KK sampai mendapat tujuh sampai sembilan tabung sekaligus.

Camat Paminggir menyampaikan bahwa dari anggota DPRD HSU  Aserani sudah menyampaikan permintaan kepada pihak Pertamina Wilayah enam Kalsel untuk segera mengatasi permasalahan ini.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022