PT Surya Langgeng Sejahtera (SLS) menyatakan kesiapan dalam membantu pembersihan Sungai Amandit Baru yang tersumbat alirannya, penyumbatan terjadi karena tumpukan sampah dampak dari banjir dari arah Loksado beberapa waktu lalu.
Administratur PT Surya Langgeng Sejahtera (SLS), Dhimas Angraetna, di Kalumpang, Kamis (30/5), mengatakan penumpukan sampah tersebut terjadi di aliran sungai di wilayah Desa Panjampang, Kecamatan Simpur, tetapnya di Asam.
"Jadi kemarin masyarakat dan pambakal dari desa tersebut meminta bantu dari kita di perusahaan, karena kita punya alat berat untuk melakukan pembersihan sungai dari tumpukan sampah," katanya, dalam keterangan.
Baca juga: Pencabutan larangan ekspor CPO disambut petani dan perusahaan di daerah
Dijelaskan dia, pihaknya menyatakan sepanjang dapat membantu akan tentunya akan berusaha membantu, dan pembersihan rencana dilaksanakan setelah peringatan Hari Raya Idul Adha mendatang.
Desa Panjampang memang lokasinya berada di luar Hak Guna Usaha (HGU) PT SLS, namun desa tersebut merupakan desa binaan, disamping aliran Sungai Amandit Baru arahnya ke sungai yang melewati perusahaan sawit tersebut.
Dan terlepas dibentuk atau tidak dibentuknya tim gabungan untuk penanganan tersumbatnya aliran sungai, pihaknya berusaha maksimal dalam melakukan sinergi dengan banyak pihak, baik dengan DPRD, pemerintah daerah dan lainnya dalam penuntasan masalah ini.
Baca juga: Dana CSR PT SLS Rp50 juta lebih untuk normalisasi Sungai Amandit Baru
"Kita sudah sampaikan dengan pambakal dan warga, agar pembersihan bisa menjadi solusi dan bukan menjadi masalah baru serta tidak ada yang dirugikan. Kita pikirkan bersama agar persoalan sampah tidak hanya selesai di hulu, tapi juga tidak berdampak lagi di hilir sungai," katanya.
Saat rapat dengan DPRD HSS beberapa waktu lalu, pihaknya juga kembali menyampaikan pentingnya melakukan normalisasi Sungai Amandit Baru yang menjadi kewenangan Balai Sungai, dalam mengatasi berbagai persoalan dampak penyempitan atau pun pendangkalan.
Ditambahkan dia, normalisasi atau pencucian sungai menjadi penting, karena walaupun dulu sempat jembatan PT SLS dianggap penghambat aliran hingga dibongkar dan dibangun ulang, namun ternyata walaupun itu dilakukan namun tetap tidak menyelesaikan masalah secara tuntas.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Administratur PT Surya Langgeng Sejahtera (SLS), Dhimas Angraetna, di Kalumpang, Kamis (30/5), mengatakan penumpukan sampah tersebut terjadi di aliran sungai di wilayah Desa Panjampang, Kecamatan Simpur, tetapnya di Asam.
"Jadi kemarin masyarakat dan pambakal dari desa tersebut meminta bantu dari kita di perusahaan, karena kita punya alat berat untuk melakukan pembersihan sungai dari tumpukan sampah," katanya, dalam keterangan.
Baca juga: Pencabutan larangan ekspor CPO disambut petani dan perusahaan di daerah
Dijelaskan dia, pihaknya menyatakan sepanjang dapat membantu akan tentunya akan berusaha membantu, dan pembersihan rencana dilaksanakan setelah peringatan Hari Raya Idul Adha mendatang.
Desa Panjampang memang lokasinya berada di luar Hak Guna Usaha (HGU) PT SLS, namun desa tersebut merupakan desa binaan, disamping aliran Sungai Amandit Baru arahnya ke sungai yang melewati perusahaan sawit tersebut.
Dan terlepas dibentuk atau tidak dibentuknya tim gabungan untuk penanganan tersumbatnya aliran sungai, pihaknya berusaha maksimal dalam melakukan sinergi dengan banyak pihak, baik dengan DPRD, pemerintah daerah dan lainnya dalam penuntasan masalah ini.
Baca juga: Dana CSR PT SLS Rp50 juta lebih untuk normalisasi Sungai Amandit Baru
"Kita sudah sampaikan dengan pambakal dan warga, agar pembersihan bisa menjadi solusi dan bukan menjadi masalah baru serta tidak ada yang dirugikan. Kita pikirkan bersama agar persoalan sampah tidak hanya selesai di hulu, tapi juga tidak berdampak lagi di hilir sungai," katanya.
Saat rapat dengan DPRD HSS beberapa waktu lalu, pihaknya juga kembali menyampaikan pentingnya melakukan normalisasi Sungai Amandit Baru yang menjadi kewenangan Balai Sungai, dalam mengatasi berbagai persoalan dampak penyempitan atau pun pendangkalan.
Ditambahkan dia, normalisasi atau pencucian sungai menjadi penting, karena walaupun dulu sempat jembatan PT SLS dianggap penghambat aliran hingga dibongkar dan dibangun ulang, namun ternyata walaupun itu dilakukan namun tetap tidak menyelesaikan masalah secara tuntas.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022