Sedikitnya 400 pengguna narkoba di Kalimantan Selatan (Kalsel) tengah berjuang untuk sembuh saat momen Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2022 diperingati tanggal 26 Juni setiap tahunnya.
"Kami melakukan upaya rehabilitasi terhadap 400 pecandu yang berkomitmen untuk sembuh mulai tahun 2021 hingga memasuki peringatan HANI tahun ini," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalsel Brigjen Pol Jackson Arison Lapalonga di Banjarmasin, Senin.
Mereka yang mengikuti program rehabilitasi di BNN baik rawat jalan maupun rawat inap itu atas kesadaran sendiri datang melapor untuk minta disembuhkan dari ketergantungan narkoba.
Kemudian sebagian ada pula yang terjaring saat penangkapan oleh Bidang Pemberantasan BNNP Kalsel. Namun hasil asesmen terbukti hanya sebagai korban penyalahguna bukan terlibat jaringan pengedar.
"Mayoritas korban penyalahguna ketergantungan sabu-sabu dengan daerah tertinggi asal Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru," jelas Jackson.
Diakui dia, secara medis penyalahguna yang sudah direhabilitasi kecenderungannya kembali lagi mengonsumsi narkoba. Maka dari itu, Jackson mengingatkan tidak ada jaminan sembuh.
Untuk itulah, diharapkan dengan masifnya upaya pencegahan oleh BNN bisa menyadarkan masyarakat agar tidak pernah menyentuh narkoba jenis apapun jika tak ingin terjerumus ke lembah hitam perusak kehidupan tersebut.
"Di momen peringatan HANI tahun ini pula kami berharap dukungan penuh pemerintah daerah agar bisa mewujudkan pembangunan Balai Rehabilitasi untuk menangani pecandu secara lebih intensif demi upaya mengurangi pangsa pasar narkoba," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
"Kami melakukan upaya rehabilitasi terhadap 400 pecandu yang berkomitmen untuk sembuh mulai tahun 2021 hingga memasuki peringatan HANI tahun ini," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalsel Brigjen Pol Jackson Arison Lapalonga di Banjarmasin, Senin.
Mereka yang mengikuti program rehabilitasi di BNN baik rawat jalan maupun rawat inap itu atas kesadaran sendiri datang melapor untuk minta disembuhkan dari ketergantungan narkoba.
Kemudian sebagian ada pula yang terjaring saat penangkapan oleh Bidang Pemberantasan BNNP Kalsel. Namun hasil asesmen terbukti hanya sebagai korban penyalahguna bukan terlibat jaringan pengedar.
"Mayoritas korban penyalahguna ketergantungan sabu-sabu dengan daerah tertinggi asal Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru," jelas Jackson.
Diakui dia, secara medis penyalahguna yang sudah direhabilitasi kecenderungannya kembali lagi mengonsumsi narkoba. Maka dari itu, Jackson mengingatkan tidak ada jaminan sembuh.
Untuk itulah, diharapkan dengan masifnya upaya pencegahan oleh BNN bisa menyadarkan masyarakat agar tidak pernah menyentuh narkoba jenis apapun jika tak ingin terjerumus ke lembah hitam perusak kehidupan tersebut.
"Di momen peringatan HANI tahun ini pula kami berharap dukungan penuh pemerintah daerah agar bisa mewujudkan pembangunan Balai Rehabilitasi untuk menangani pecandu secara lebih intensif demi upaya mengurangi pangsa pasar narkoba," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022